Elon Musk Mau Pasang Tarif untuk Pengguna X/Twitter, Basmi Akun Bot

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 19 September 2023 | 19:37 WIB
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk, miliader asal Amerika Serikat sekaligus pemilik media sosial X, berencana memonetisasi jejaring sosial X.com atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Pengguna aplikasi tersebut bakal dikenakan tarif. Alasan Musk untuk membasmi akun bot. 

Akun bot adalah akun yang bekerja secara otomotis atau dibentuk untuk tujuan tertentu.  

Dalam percakapan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Musk mengatakan perusahaannya “beralih ke pembayaran bulanan yang kecil” untuk penggunaan sistem X. 

Dia menyarankan bahwa perubahan seperti itu diperlukan untuk mengatasi masalah bot di platform.

“Itulah satu-satunya cara yang terpikir oleh saya untuk memerangi pasukan bot dalam jumlah besar,” jelas Musk dikutip dari Techcrunch, Selasa (19/6/2023). 

Dia menambahkan jika kebijakan tersebut diterapkan, maka platform X akan makin cuan. Sebagai contoh, kata Elon Musk, sebuah bot berharga sepersekian sen – sebut saja sepersepuluh sen – beberapa dolar atau lebih, biaya efektif dari bot akan sangatlah tinggi. 

Setiap kali pembuat bot ingin membuat bot lain, mereka memerlukan metode pembayaran baru lainnya.

Musk tidak mengatakan berapa biaya pembayaran berlangganan baru, tetapi menggambarkannya sebagai “sejumlah kecil uang.”

Dalam diskusi tersebut, Musk juga membagikan metrik baru untuk X, mencatat bahwa situs tersebut kini memiliki 550 juta pengguna bulanan, yang menghasilkan 100 hingga 200 juta postingan setiap hari. Namun, tidak jelas apakah Musk menghitung akun otomatis – yaitu bot baik seperti umpan berita atau bot buruk seperti pengirim spam – di antara angka-angka tersebut.

Angka ini juga tidak memungkinkan untuk dibandingkan secara langsung dengan basis pengguna Twitter sebelum Musk, yang dihitung menggunakan metrik khusus yang diciptakan Twitter yang disebut “rata-rata pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi,” atau mDAU. 

Metrik lama ini menunjukkan pengguna di Twitter yang dapat dimonetisasi dengan melihat iklannya. 

Musk tidak menjelaskan secara detail rencananya untuk mengenakan biaya untuk X atau kapan perubahan tersebut akan terjadi. Namun sejak Musk mengambil alih platform tersebut tahun lalu, perusahaan tersebut telah mendorong penggunanya untuk berlangganan produk langganan berbayarnya, X Premium (sebelumnya Twitter Blue). 

Layanan berlangganan $8 per bulan atau $84 per tahun ini menawarkan berbagai fitur seperti kemampuan untuk mengedit postingan, separuh beban iklan, peringkat prioritas dalam pencarian dan percakapan, kemampuan untuk menulis postingan yang lebih panjang, dan banyak lagi.

Diketahui, pada Maret 2023 Twitter dikabarkan memiliki valuasi sekitar US$20 miliar atau sekitar Rp302 triliun, kurang dari setengah nilai yang Elon Musk bayarkan untuk membeli jejaring sosial itu pada Oktober lalu sebesar US$44 miliar. 

Dilansir dari New York Times pada Senin (27/3/2023), laporan tersebut dikirimkan kepada karyawan melalui sebuah email untuk mengumumkan program kompensasi saham baru. Memo itu berisi Elon Musk memperingatkan para karyawan Twitter masih berada dalam posisi keuangan yang genting dan hanya tinggal empat bulan lagi akan kehabisan uang. 

Elon Musk menjelaskan perubahan radikal di perusahaan, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan pemotongan biaya, diperlukan untuk menghindari kebangkrutan dan merampingkan operasi. "Twitter sedang dibentuk ulang dengan cepat," tulis Elon Musk.

Valuasi Twitter telah menurun karena Elon Musk telah merombak perusahaan secara dramatis. Pada Oktober, Elon Musk tersebut menjadikan Twitter sebagai perusahaan tertutup, yang berarti dia tidak lagi berkewajiban untuk memberikan transparansi mengenai keuangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper