Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menduga tahun politik menjadi salah penyebab turunnya anggaran pengadaan infrastruktur Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) 2024.
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit P. W. Jarot mengatakan pemerintah memang berhak mengatur pengalokasian anggaran yang akan lebih banyak untuk infrastruktur atau pun untuk membiayai tahun politik.
Penurunan anggaran infrastruktuk telekomunikasi pada 2024, menurutnya, turut dipengaruhi oleh tahun politik.
“Pengaruh lah, misalnya mereka punya uang segini ini mau dipakai untuk mengurusi tahun politik dulu atau untuk telekomunikasi dulu. Iya kan, simple as that,” ujar Sigit kepada Bisnis di sela acara peluncuran 5G Innovation Center dari PIDI dan Ericsson, pada Rabu (13/9/2023).
Sigit mengatakan penurunan anggaran ini tidak akan berpengaruh pada proyek-proyek Kemenkominfo sebelumnya, karena memang proyek tersebut sudah memiliki anggaran tersendiri.
Kendati demikian, Sigit menambahkan hal tersebut bukan pengecualian untuk penurunan anggaran untuk membangun infrastruktur.
Menurut Sigit, teknologi telekomunikasi akan terus berkembang, sehingga pembaharuan infrastruktur ataupun pembangunan infrastruktur baru harus tetap dilakukan.
Oleh karena itu, Sigit berharap Kemenkominfo untuk mengupayakan penambahan anggaran terkait pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini.
“Sehingga ya harus bertarung lagi kepada yang berkuasa membuat anggaran bahwa ini belum selesai, masih perlu dilanjutkan,” ujar Sigit.
Lebih lanjut, Sigit juga berharap pemerintah dapat memperbaiki cara perencanaan pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Hal ini dikarenakan kadang-kadang ekspansi infrastruktur yang dilakukan pemerintah belum terlalu detail. Alhasil, kerap terjadi overlapping dalam pembangunan.
“Tetapi sebenarnya di sisi telekomunikasi sendiri memang aspek perencanaan ya banyak yang bisa dibenahi sebenarnya. Kayak misalnya daerah mana dibangun duluan, lalu perlu layanan seperti apa itu kan,” ujar Sigit.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan perusahaan satelit orbit rendah milik Elon Musk akan langsung menyasar pelanggan retail.
“Ya, selama ini akhirnya dengan Starlink (kalau ingin) memasukkan, memasukkan ke business to customer (B2C). Kalau bahasa gampangnya retail, kalau bisa di daerah-daerah yang 3T,” ujar Budi saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Selasa (12/9/2023).
Kendati demikian, Budi berharap agar para operator seluler tidak khawatir terhadap keberadaan satelit Starlink. Menurut Budi, hal ini dikarenakan semua pihak operator telekomunikasi akan beradu secara sehat dan adil.
Dengan demikian, Budi juga menyatakan Kemenkominfo juga akan tetap memperlakukan semua perusahaan telekomunikasi dengan adil dan tidak ada operator yang diistimewakan.
“Kita selalu memberikan level of playing field yang sama. Tugas pemerintah kan tidak boleh ada keistimewaan, kita harus memperlakukan sama seperti ISP atau operator seluler yang lain,” ujar Budi.