Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat nirawak atau Drone buatan anak bangsa menjadi pembicaraan pada perhelatan pameran Indonesia Drone Expo (IDE) di Jakarta. Adalah drone milik PT Bentara Tabang Nusantara (PT BETA) dengan PT Terra Drone Indonesia, yang saat itu mendapat respons positif dari pasar Jepang.
PT BETA selaku industri manufaktur drone di Indonesia menjalin kerja sama dengan PT Terra Drone sebagai perusahaan penyedia jasa drone terbesar di dunia asal Jepang, untuk mengekspor drone produksi dalam negeri ke pasar internasional.
Kerja sama yang komprehensif ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengadaan 40 unit drone Raybe.
Namun bagaimana perkembangan bisnis pesawat nirawak di Indonesia saat ini?
Marketing Officer Terra Drone Indonesia Nilam Purnama mengatakan penjualan drone secara keseluruhan di sektor jasa maupun pengadaan dalam kondisi yang cukup baik, jika dibandingkan dengan pertumbuhan periode yang sama di tahun lalu.
Nilam tidak menyebutkan secara detail pertumbuhan tersebut, namun dia menyampaikan bahwa sesuai dengan perkiraan Terra Drone, bahwa pesawat nirawak itu familiar untuk berbagai aplikasi dan perkembangan bisnis di setiap sektornya.
“Secara aplikasi, pemanfaatan drone yang paling populer saat ini adalah untuk kegiatan survei dan pemetaan. Di sektor jasa, pemanfaatan Lidar dan Photogrammetry masih menjadi aplikasi utama teknologi drone. Kemudian dalam penjualan drone, untuk tipe Multirotor ataupun VTOL, produk yang paling diminati adalah untuk pemanfaatan survei dan pemetaan,” kata Nilam kepada Bisnis, Senin (14/8/2023).
Nilam mengatakan meskipun Indonesia adalah pasar utama, Terra Drone Indonesia juga melayani berbagai kebutuhan pemanfaatan teknologi drone di luar Indonesia. Dengan sumber daya manusia Indonesia yang andal, perusahaan berusaha memberikan pelayanan terbaik di berbagai negara.
“Target kami pada tahun ini adalah dapat makin menghidupkan industri drone di Indonesia dengan cara memperluas aplikasi yang dapat dilakukan dengan teknologi drone. Kami selalu berharap bahwa Terra Drone Indonesia akan selalu menjadi ikon drone di Indonesia,” kata Nilam.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Yan Sibarang Tandiele mengatakan, pameran drone yang digelar beberapa waktu lalu memberikan dampak positif bagi peningkatan investasi industri drone dalam negeri.
"Sebab, dalam rangkaian pameran itu, dilaksanakan pula business matching yang menghasilkan kesepakatan kerja sama sejumlah industri drone di Indonesia," kata Yan.
Sejumlah perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani pada agenda tersebut, yakni antara PT Bentara Tabang Nusantara (PT BETA) dengan PT Terra Drone Indonesia, serta PT Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (PT ISTI) dan PT Tera Data Indonusa.
Drone Raybe milik Terra Drone dan PT BETA diborong oleh perusahaan Jepang. Raybe adalah Pesawat Udara yang Dikendalikan Jarak Jauh atau Remotely Piloted Aircraft System ukuran kecil. Pesawat ini mampu mengudara hingga 50 menit dengan maksimum bobot payload adalah 500 gram.
Dengan lama waktu di udara hingga puluhan menit tersebut, Raybe memiliki jarak jelajah terbang hingga 140 hektare. Meski memiliki sayap, Raybe merupakan jenis pesawat yang dapat take off dan landing secara vertikal.
Sementara itu dilansir dari Tera Indonesia, Raybe memiliki radius telemetri hingga 15 km. Pesawat nirawak ini terbuat dari fiberglass komposit, Full elektrik dan dilengkapi dengan kamera 24 MP.
Tera Drone Indonesia membandrol pesawat nirawak ini seharga Rp376 juta di laman resminya.
