Fruit Storage Chamber, Temuan Banana Lady yang Bisa Memperpanjang Umur Buah Pisang

Salma Permata Dewi
Kamis, 27 Juli 2023 | 14:05 WIB
Buah pisang/Istimewa
Buah pisang/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fruit Storage Chamber (FSC) merupakan sebuah temuan salah satu dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dijuluki sebagai Banana Lady, yakni Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, S.Si, M.Si. Ini merupakan tempat agar pisang lebih tahan lama.

Dilansir dari situs ITB, tempat penyimpanan buah ini didesain agar buah yang disimpan dapat tahan lebih lama. Fenny mengatakan bahwa biasanya buah hasil panen hanya tahan seminggu. Menggunakan FSC, buah hasil panen bisa memiliki usia yang lebih panjang. Ini dikarenakan tempat penyimpanan tersebut akan menahan oksigen buah yang dimasukkan ke dalamnya.

Tidak sendiri, Fanny melakukan riset ini bersama timnya, Banana Group. Banana Group terdiri dari Dwinita Larasati, Harry Nugraha, Rizkita Rahmi Esyanti, Aksarani Sa’ Pratiwi, Hana Cahya Islamia, Veinardi Suendo, Rino Mukti, Kemal Agusta, dan Husna Nugrahapraja.

FSC memiliki pelapis yang meredam oksigen tersebut. Hasil riset multidisiplin yang dikembangkan Fenny juga dilengkapi dengan nanoteknologi dari material science. Molekul senyawa nanoteknologi di FSC ini berperan untuk mendegradasi atau menurunkan etilen. Oleh karena itu, buah akan lebih lambat dalam pembusukan.

FSC menggunakan bahan dasar dari anyaman bambu yang sering digunakan oleh penjual pisang. Teknologi FSC diciptakan dengan mengedepankan nilai ekonomis, ramah lingkungan dan bermanfaat secara umum. Penggunaan bambu berpengaruh menahan pembusukan pisang. Teknologi ini sudah ada dan berkembang di masyarakat sejak lama, tetapi belum menggunakan cara yang lebih modern dan optimal.

Fenny dalam salah satu studinya yang berjudul “Effects of Fruit Storage Chamber (FSC) and Chitosan Coating on Cavendish Banana (Musa acuminata AAA Group) MaACO and MaACS1 Genes Expression” mengungkapkan bahwa FSC telah diujikan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. FSC ditempatkan di ruang fumigasi pada suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari. Ini dilakukan berulang sebanyak tiga kali.

Tiga perlakuan berbeda dilakukan, yakni kontrol tanpa FSC, FSC di tumpukan bawah, dan FSC di tumpukan atas. Dua kilogram pisang kemudian ditempatkan pada masing-masing FSC dan setiap FSC ditumpuk menjadi dua tingkat untuk mengetahui pengaruh penumpukan terhadap pematangan buah.

Hasilnya dalam uji kualitas fisik, fisiologis, sensoris, dan molekuler mengkonfirmasi pengaruh aplikasi FSC terhadap proses pemasakan pisang. Pada penelitian ini, penyusunan FSC dilakukan untuk mensimulasikan kondisi penyimpanan sebenarnya. Fanny dan penulis lain menyarankan bahwa penelitian lebih lanjut dengan angka stacking yang lebih banyak diperlukan untuk mengevaluasi kemampuan FSC dalam menunda pematangan pisang.

Produk ini telah terdaftar dalam paten dan sedang dalam tahap publikasi. FSC akan didistribusikan oleh tim ke desa binaan mereka, yaitu Banana Smart Village Bali. Setelah melakukan pendistribusian di sana, Banana Group akan mendistribusikan ke lebih banyak wilayah. Harapannya, FSC dapat didistribusikan secara merata ke seluruh desa di Indonesia, terutama yang penghasilannya dari perkebunan pisang.

Fenny dalam rilis pers Indofood mengatakan bahwa riset yang dikembangkannya berawal dari keinginan membantu para petani dan penjual pisang. Dia memulai riset tersebut sejak lama dan mendapatkan dana bantuan riset dari Indofood Riset Nugraha (IRN) pada 2004. Seiringnya waktu, Fenny mengaku telah menyukai pisang sehingga terus mempelajarinya.

Fenny pada beberapa hari lalu, tepatnya (22/7/23), telah ditetapkan menjadi Guru Besar ITB dalam bidang Biologi Molekular. Dia mempelajari banyak jenis pisang dan diuntungkan oleh wilayah Indonesia karena di Indonesia memiliki banyak jenis pisang dan merupakan pusat penyebaran pisang. Hingga saat ini, Fenny masih melanjutkan fokus riset di bidang biologi molekuler yang model risetnya menggunakan pisang.

Professor Fenny merupakan salah satu penerima dana riset dari Indofood Riset Nugraha (IRN) tahun 2004.

Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan prof Fenny merupakan salah satu peneliti unggul penerima dana IRN dan saat ini menjadi salah satu Tim Pakar IRN.

Indrayana melanjutkan bahwa program Indofood Riset Nugraha memberikan bantuan dana riset bagi mahasiswa
yang akan melakukan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan. Tahun ini tema yang diusung adalah
Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper