Rangkul Jurnalisme AS, OpenAI Kucurkan Bantuan Rp75 Miliar

Crysania Suhartanto
Rabu, 19 Juli 2023 | 16:18 WIB
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI), OpenAI mulai merangkul jurnalisme Amerika Serikat dengan memberikan bantuan kredit senilai US$75 miliar.

Langkah tersebut diambil OpenAI untuk membantu Proyek Jurnalisme Amerika atau American Journalist Project (AJP) untuk mengoptimalisasi berita lokal. 

Adapun, bantuan yang diberikan berupa kredit OpenAI untuk penggunaan teknologi AI kepada organisasi nirlaba dan organisasi terkait. Pendanaan tersebut akan dimanfaatkan oleh AJP untuk menciptakan studio teknologi kecerdasan buatan. 

AJP juga akan membagikan hibah ke sekitar 10 organisasi untuk bereksperimen dengan aplikasi AI. 

“Dengan kemitraan ini, kami bertujuan untuk mempromosikan cara-cara AI untuk meningkatkan dan bukan membahayakan jurnalisme,” ujar CEO AJP, Sarabeth Berman dikutip dari Reuters pada Rabu (19/7/2023).

Langkah tersebut merupakan bagian dari dorongan OpenAI untuk bermitra dengan organisasi media.

AJP telah mengumpulkan US$139 juta dari penyandang dana lokal dan nasional untuk mengatasi krisis berita lokal Amerika Serikat dan mendukung 41 organisasi berita lokal nirlaba di seluruh negeri. 
 
Sebelumnya, OpenAI telah bermitra dengan penerbit berita Associated Press (AP) untuk melisensikan arsip cerita AP dan mengeksplorasi penggunaan AI dalam berita.

Dilansir dari Finansial Times, perusahaan-perusahaan teknologi besar di dunia tengah dalam pembicaraan dengan media-media terkemuka untuk mencapai kesepakatan penting atas penggunaan konten berita untuk melatih teknologi AI.

OpenAI, Google, Microsoft, dan Adobe disebut telah bertemu dengan petinggi media dalam beberapa bulan terakhir untuk membahas masalah hak cipta seputar produk AI seperti text chatbots dan generator gambar.

Orang yang mengetahui kabar tersebut menyebutkan bahwa sejumlah penerbit yakni News Corp, Axel Springer, The New York Times, dan The Guardian telah berdiskusi dengan salah satu perusahaan teknologi itu.

Pembicaraan tersebut dilakukan di tengah keprihatinan para jurnalis atas ancaman terhadap industri media yang ditimbulkan atas kebangkitan teknologi AI, serta kekhawatiran atas penggunaan kontan oleh OpenAI dan Google tanpa kesepakatan.

Untuk itu, para petinggi media tersebut tengah membuat kesekapatan untuk meminta sejumlah bayaran dengan biaya berlangganan untuk konten yang diproduksi agar dapat digunakan dalam pengembangan teknologi chatbot.

Kecaman keras pernah disampaikan oleh Kepala Eksekutif News Corp Robert Thomson terhadap kemunculan teknologi AI yang bakal menggerus industri media.

Menurutnya, teknologi AI dirancang agar pembaca tidak pernah mengunjungi situs remis jurnalisme, sehingga akan berdampak sangat fatal terhadap perkembangan jurnalisme.

"Industri media berada di bawah ancaman, dan untuk itu kita harus berdebat keras untuk mendapatkan kompensasi," ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper