Telkom (TLKM) Dikabarkan Bakal Jual Saham Fintech Finpay

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 13 Juli 2023 | 13:28 WIB
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Bagikan

Bisnis.com. JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menjual saham di PT Finnet Indonesia (Finpay), unit usaha yang bergerak di bidang teknologi finansial (fintech).

Narasumber anonim yang mengetahui permasalahan tersebut menyebut unit fintech perusahaan telekomunikasi milik negara dibanderol sekitar US$100 juta hingga US$150 juta. 

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/7/2023), sumber anonim tersebut mengatakan bawha Telkom mungkin memperkenalkan investor baru untuk membantu mengumpulkan uang bagi Finnet sambil meningkatkan pertumbuhannya. 

PT Mekar Prana Indah, anak perusahaan yayasan kesejahteraan pegawai Bank Indonesia yang memiliki saham minoritas di Finnet, juga dapat ikut dalam penjualan saham tersebut, kata sumber anonim lainnya.

Saat ini proses diskusi masih berlangsung, detail seperti valuasi dapat berubah dan Telkom juga dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan penjualan saham, kata orang-orang.

Perwakilan Telkom tidak menanggapi permintaan komentar, sementara perwakilan MPI tidak dapat segera dihubungi oleh Bloomberg.

Telkom secara tidak langsung memiliki 60% saham Finnet melalui layanan jaringan telekomunikasi dan cabang multimedia, PT Telkom Metra, menurut laporan tahunan 2022 induknya.

Merek Finpay unit fintech mulai beroperasi pada tahun 2006, dan menyediakan layanan pembayaran digital termasuk transfer dana, gateway pembayaran, dan sistem pembayaran kode QR standar negara, atau QRIS, situs webnya menunjukkan. 

Finpay terhubung dengan sekitar 90 bank, 800 pedagang online, dan 100.000 outlet.

Sebelumnya, Telkom menyampaikan tengah berupaya memacu pertumbuhan bisnis di era endemi. 

VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan masa endemi atau masa back to normal memberikan ruang bagi ekonomi Indonesia kembali bergerak.

Hal tersebut menurutnya tidak terkecuali perkembangan industri telekomunikasi yang kian ketat serta produktivitas masyarakat.  

Dia menjelaskan Telkom atau TLKM sebagai digital telco terdepan menangkap hal tersebut sebagai peluang untuk terus berkembang dan berinovasi untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper