Bisnis.com, JAKARTA - Twitter mulai memigrasikan pengguna ke versi "baru" dari TweetDeck, usai adanya kebijakan pembatasan jumlah twit yang bisa dibaca per hari. Rencananya migrasi tersebut akan terjadi awal pekan ini.
TweetDeck adalah sebuah platform klien Twitter yang dirancang untuk membantu pengguna mengatur dan mengelola akun Twitter mereka dengan lebih efisien.
Versi ini memungkinkan pengguna untuk melihat dan memantau beberapa kolom sekaligus, yang dapat disesuaikan dengan berbagai aliran tweet, notifikasi, dan pencarian yang relevan.
Baca Juga Pengusaha Dunia yang Buat Aplikasi Saingan Twitter, dari Mark Zuckerberg hingga Donald Trump |
---|
Dilansir dari The Verge, TweetDeck memungkinkan mereka untuk melacak berbagai konten Twitter dengan lebih mudah dan efektif, serta berinteraksi dengan pengguna lain secara lebih terorganisir.
TweetDeck terutama digunakan oleh pengguna yang aktif di Twitter, seperti profesional pemasaran, manajer media sosial, dan individu yang memiliki banyak akun Twitter.
Beberapa pengguna Twitter memperhatikan versi lama dari TweetDeck tiba-tiba muncul kembali tanpa pengumuman resmi dari tokoh-tokoh penting seperti CEO Twitter Elon Musk atau bahkan sang eksekutif Twitter Linda Yaccarino
Namun, beberapa pengembang, termasuk pencipta aplikasi Harpy bernama Roberto Doering, melihat API lama Twitter juga berfungsi kembali. Hal ini memungkinkan klien pihak ketiga, seperti aplikasi Harpy, untuk kembali beroperasi.
Harpy sendiri salah satu aplikasi klien Twitter pihak ketiga yang dikembangkan oleh Roberto Doering. Aplikasi ini memanfaatkan API Twitter untuk menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang mungkin tidak ada dalam aplikasi resmi
Namun, Doering juga mencatat situasi ini mungkin hanya sementara dan sulit untuk diketahui berapa lama akan berlangsung. Twitter kemungkinan besar akan menutup kembali akses ke API lama mereka, seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya.
"Harap dicatat bahwa ini tidak berarti bahwa Harpy akan dipertahankan lagi, mengingat Twitter kemungkinan besar akan segera menutup akses ke API lama mereka (lagi) dan aplikasi pihak ketiga masih melanggar [ketentuan layanan] mereka," Doering tulis di halaman GitHub Harpy.
Pengembang aplikasi pihak ketiga menyadari penggunaan API lama ini melanggar ketentuan layanan Twitter.
Menurutnya, selama Twitter memaksa pengguna untuk bermigrasi ke versi baru TweetDeck, perusahaan tersebut menyataka pengguna harus diverifikasi untuk terus menggunakan alat tersebut.
Ini berarti kebanyakan orang harus berlangganan Twitter Blue jika ingin tetap mengakses TweetDeck.
Namun, perubahan tersebut dianggap sebagai penurunan versi oleh banyak orang karena beberapa fitur yang ada pada versi sebelumnya hilang dalam versi baru tersebut.