Bisnis.com, JAKARTA - Operator nirkabel asal Malaysia, Axiata Group Bhd berencana untuk menjual saham di beberapa bisnisnya untuk mengurangi utang yang timbul usai mendanai akuisisi aset telekomunikasi beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Bloomberg, Axiata dikabarkan tengah terhambat oleh utang yang meningkat menjadi RM36,7 atau setara dengan US$7,9 miliar pada akhir Maret dibandingkan dengan posisi pada akhir 2019 yakni RM25,7 miliar.
Beban utang tersebut meningkat setelah ekspansi ke luar negeri tahun lalu, termasuk pembelian menara telekomunikasi di Filipina dan penyedia broadband dan TV kabel di Indonesia.
Baca Juga XL Axiata (EXCL) dan Link Net (LINK) Targetkan Pembangunan 1 Juta Homes Passed Rampung 2024 |
---|
Penjualan saham direncanakan di unit menara nirkabelnya, Edotco Group Bhd. Penjualan tersebut menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan untuk memangkas utang.
"Kami akan mulai dengan monetisasi," kata Chief Executive Officer Vivek Sood seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/7/2023).
Adapun, Edotco sedang menjajaki penjualan saham baru untuk mengumpulkan dana segar US$750 juta dan telah memilih salah satu mitra strategis untuk transaksi tersebut.
"Kami masih mengevaluasi penawarannya dan masih belum membuat keputsan," kata Sood.
Adapun, Axiata tengah membenahi PT Link Net di Indonesia menjadi perusahaan infrastruktur fixed broadband dan memposisikan XL Axiata sebagai penyedia layanan seluler, dan konten yang terkonvergensi.
"Mungkin ada penjualan saham di Link Net sesudahnya," tambahnya.
Baca Juga Sinergi Link Net (LINK) dan XL Axiata (EXCL), Targetkan 8 Juta Home Pass hingga 5 Tahun ke Depan |
---|
Sekadar informasi, Axiata Group dan PT XL Axiata Tbk. pada 22 Juni 2022 telah menyelesaikan akuisisi bersama atas 66,03 persen saham PT Link Net Tbk. dengan harga sekitar RM2,63 miliar.
Pertimbangan pembelian sebesar Rp4.800 per saham biasa di Link Net atau sekitar Rp8,72 triliun untuk gabungan keseluruhan saham Link Net2 sebesar 66,03 persen. Dengan demikian, nilai untuk 100 persen saham Link Net2 adalah senilai Rp13,21 triliun.
Setelah penyelesaian akuisisi, Axiata Investments Sdn Bhd, anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki Axiata, dan XL Axiata memegang masing-masing sebesar 46,03 persen dan 20 persen dari gabungan keseluruhan saham Link Net2 sebesar 66,03 persen yang sebelumnya dimiliki oleh Asia Link Dewa Pte. Ltd. dan PT First Media Tbk., total kepemilikan Axiata atas saham Link Net melalui AII dan XL Axiata setelah selesainya akuisisi ini adalah sebesar 58,33 persen.