Ngeri! Bintik Matahari Tumbuh 10 Kali Lebih Luas dari Bumi

Kresensia Kinanti
Rabu, 5 Juli 2023 | 16:59 WIB
Planet Matahari
Planet Matahari
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bercak gelap yang sangat besar dan letusannya yang dahsyat merupakan tanda bahwa maksimum matahari semakin dekat dan menjadi lebih aktif dari yang diperkirakan.

Bintik matahari yang sangat besar dan berkembang pesat di permukaan matahari telah melepaskan suar kelas X yang dahsyat, ini adalah jenis suar matahari yang paling kuat yang dapat dihasilkan oleh matahari.

Para ahli memperingatkan bahwa badai matahari menghantam planet kita, memicu pemadaman radio singkat di beberapa bagian AS dan di tempat lain, tetapi bisa saja jauh lebih buruk.

Bintik gelap yang sangat besar yang dinamai AR3354 muncul di permukaan matahari pada tanggal 27 Juni dan dalam waktu 48 jam telah meluas hingga mencapai 1,35 miliar mil persegi (3,5 miliar kilometer persegi), atau 10 kali lebih luas dari Bumi.

Melansir Spaceweather.com, Rabu (05/07/23), para ilmuwan cuaca antariksa khawatir dengan kemunculan bintik matahari kolosal yang begitu cepat dan khawatir bintik matahari tersebut dapat memuntahkan rentetan badai matahari yang berpotensi membahayakan.

Setelah membesar hingga mencapai ukuran maksimal, bintik matahari ini menghasilkan suar kelas M yang cukup besar pada tanggal 29 Juni dan memuntahkan suar kelas X yang mengarah langsung ke planet kita. (Kelas suar matahari meliputi A, B, C, M, dan X, dengan masing-masing kelas setidaknya 10 kali lebih kuat dari kelas sebelumnya).

Radiasi dari suar raksasa kelas X melesat ke medan magnet bumi dan mengionisasi gas-gas di bagian atas atmosfer kemudian mengubah molekul-molekulnya menjadi plasma padat.

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), hal ini mengakibatkan sinyal radio tersebar lalu menyebabkan pemadaman radio di AS bagian barat dan sebagian Samudra Pasifik bagian timur.

Gangguan tersebut berlangsung selama sekitar 30 menit, tetapi keadaan bisa saja menjadi lebih buruk. Para peneliti awalnya menduga bahwa suar tersebut bisa saja meluncurkan lontaran massa korona (CME), awan plasma bermagnet yang bergerak cepat. Jika CME dari suar sebesar ini menghantam bumi, kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan besar pada medan magnet bumi yang dikenal dengan badai geomagnetik.

Hal ini akan mengakibatkan pemadaman radio yang semakin besar kemudian mempengaruhi hingga separuh planet ini, serta berpotensi merusak satelit yang mengorbit bumi dan berdampak pada infrastruktur listrik di permukaan bumi. Tapi untungnya, tidak ada CME yang diluncurkan.

A3354 belum berkurang ukurannya dan masih mampu memuntahkan lebih banyak flare kelas M dan kelas X dalam beberapa hari ke depan, yang berpotensi meluncurkan CME ke Bumi.

Tanda bintik matahari capai maksimum

Bintik matahari menjadi lebih besar dan lebih sering terjadi saat matahari mencapai titik maksimumnya, yaitu bagian paling aktif dari siklus matahari yang berlangsung selama 11 tahun. Selama bintik matahari maksimum, jumlah dan intensitas suar matahari juga meningkat.

Siklus matahari saat ini secara resmi dimulai pada bulan Desember 2019. Para ilmuwan memperkirakan bahwa siklus ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 dan tidak terlalu kuat dibandingkan dengan siklus-siklus matahari sebelumnya.

Namun, melansir Live Science, Rabu (05/07/23), maksimum matahari berikutnya kemungkinan akan tiba lebih awal dan memiliki puncak yang lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Suar matahari terbaru ini adalah tanda lebih lanjut bahwa puncak matahari semakin dekat.

Melansir SpaceWeatherLive.com, Rabu (05/07/23), A3354 adalah wilayah bintik matahari terbesar yang muncul tahun ini dan yang terbesar kedua dalam siklus matahari. Jumlah bintik matahari juga meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan.

Menurut NOAA, selama 28 bulan terakhir berturut-turut, ada lebih banyak bintik hitam di matahari daripada yang diperkirakan oleh para ahli.

Suar kelas X yang menghantam bumi merupakan yang kesembilan dari jenisnya yang diluncurkan tahun ini, jumlah yang sama dengan gabungan tahun 2021 dan 2022.

Pada bulan Januari, suar kelas X yang mengejutkan meledak dari bintik matahari tersembunyi di sisi jauh matahari dan nyaris mengenai bumi, dan pada bulan Februari, suar kelas X lainnya meletus bersamaan dengan gelombang kejut plasma yang dikenal sebagai "tsunami matahari" dan menghantam planet kita, yang juga memicu pemadaman radio.

Atmosfer bagian atas bumi juga berubah karena terus menerus terkena radiasi matahari.

Termosfer, lapisan atmosfer kedua terakhir bumi, saat ini menghangat lebih cepat daripada yang terjadi dalam 20 tahun terakhir setelah dihujani badai geomagnetik, dan fenomena visual termasuk aurora dan fenomena seperti aurora, seperti airglow dan STEVE, juga lebih sering muncul.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper