Bisnis.com, SOLO - Media sosial Twitter terus mendapat sorotan setelah menerapkan kebijakan yang dinilai membatasi penggunanya.
Media sosial milik Elon Musk, Twitter, memperbarui sistemnya sejak akhir Juni lalu. Dampaknya, aktivitas pengguna Twitter kini dibatasi.
Pengguna yang berlangganan Twitter Blue bisa melihat 6.000 konten, pengguna non-langganan 600 konten, dan pengguna baru 300 konten.
Tak hanya itu, Twitter juga telah memblokir akses pengguna yang tidak terdaftar untuk menelusuri tweet.
Imbas dari kebijakan tersebut, kini Twitter lenyap dari halaman pencarian Google. Juru Bicara Google Lara Levin mengatakan bahwa Twitter melarang crawlers pada platformnya.
"Kami menyadari kemampuan kami untuk meng-crawl Twitter.com kini sudah dibatasi, yang berdampak pada kemampuan kami untuk menampilkan kicauan dan halaman dari situs tersebut dalam hasil pencarian Google," kata Lara Levin dilansir dari The Verge, Rabu (5/7/2023).
Levin menambahkan, pengelola situs web punya kendali penuh untuk mengizinkan atau melarang Google meng-crawl situs mereka.
Jika pembatasan Twitter nantinya dicabut, kemungkinan besar Google akan kembali bisa crawling di situs tersebut.
Dengan demikian, nantinya cuitan di Twitter bakal kembali muncul di halaman pencarian Google.
Twitter memang terus menjadi buah bibir seiring kebijakan-kebijakan kontroversial yang lahir setelah diambil alih Elon Musk.
Beberapa pengguna Twitter pun sudah menyerukan untuk migrasi ke media sosial lain yang menawarkan lebih banyak kebebasan.