Mengenal Mastodon, Medsos Alternatif yang Siap Gantikan Twitter
Apa Itu Mastodon
Mastodon adalah media sosial dengan konsep open-source dan microblogging yang didirikan oleh pengembang asal Jerman Eugen Rochke.
Aplikasi ini diluncurkan pada 2016 dan kini dikelola oleh Mastodon gGmbH, organisasi non-profit di Jerman.
Tampilan Mastodon sepintas mirip dengan Twitter. Bedanya, Mastodon mendapat dana dari crowdfunding alias iuran dari penggunanya sementara Twitter memakai iklan dan langganan.
Dengan demikian, Mastodon saat ini terbebas dari keberadaan iklan. Artinya, di lini masa hanya akan ditemukan unggahan dari pengguna.
Media sosial ini memfasilitasi komunitas online atau instance (server) dalam sistem terpusat alias desentralisasi.
Setiap pengguna Mastodon merupakan anggota dari server tertentu, misal, @mastodon.social, @mastodon.world, @mstdn.id, dan lain sebagainya.
Pengguna juga bisa bergabung dengan server berdasarkan lokasi, misalnya Jakarta, Indonesia, dan lain-lain. Selain itu, ada topik dan minat tertentu yang diisi saat membuat akun baru Mastodon.
Meski tak tergabung dalam satu server pun masing-masing pengguna Mastodon juga tetap bisa berinteraksi.
Pengguna Mastodon juga bisa membuat server baru sendiri dengan cara membuka donasi di Patreon.
Server ini nantinya juga akan melekat di username masing-masing pengguna Mastodon sehingga nama mereka akan lebih panjang ketimbang Twitter.
Jika di Twitter punya fitur Tweet untuk membuat cuitan, Mastodon menggunakan istilah Toot.
Pengguna bisa mengunggah konten atau Toot dengan batas 500 karakter, serupa dengan batasan awal cuitan di Twitter.
Pengguna juga punya kontrol penuh untuk mengatur siapa saja yang bisa melihat unggahan. Ada opsi publik yang berarti untuk semua orang hingga hanya pengguna yang ditandai.
Ada fitur tagar alias hashtag di Mastodon yang mirip dengan Twitter untuk mengetahui topik apa yang sedang ramai dibicarakan.