Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini mantan subkontraktor yang turut terlibat dalam proyek pembuatan kapal selam Titan, kapal selam yang digunakan untuk wisata Titanic, Doug Virnig kembali mengungkapkan fakta yang makin mengejutkan publik.
Kapal selam yang hilang dalam penyelaman ke Titanic itu nyatanya dirancang dengan teknologi rendah.
Bahkan, komponen yang digunakan banyak tersedia di pasaran. Hal ini dilakukan demi menghemat biaya dan waktu pengembangan.
Virnig menyampaikan minat utama OceanGate sebenarnya adalah melakukan penelitian tentang samudra dan bukan pariwisata petualangan.
Menurutnya, ekspedisi yang membanderol harga US$250.000 atau setara dengan Rp3,7 miliar per orang hanyalah cara untuk mendanai penelitian tersebut. Jadi, meskipun ada biaya yang tinggi terkait dengan ekspedisi ini, tujuan utama OceanGate adalah melakukan penelitian tentang lautan.
Meski, sejauh ini pejabat yang menyelidiki mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui dengan tepat kapan dan bagaimana ledakan itu terjadi, namun Penjaga pantai AS sudah lebih dulu menyimpulkan kapal selam wisata Titanic mengalami ledakan dahsyat di kedalaman air dan menewaskan keseluruhan penumpang pada Kamis (22/6/2023)
Bukan Stik Game Sembarangan
Saat ini beredar luas bagaimana sejumlah publik menyayangkan bagaimana kapal tersebut memiliki kendali dan sistem navigasi sederhana. Pakar game Matthew Ruddle menyebutkan kendali kapal selam ini menggunakan pengontrol video game generik, yaitu Logitech F710 Wireless PC Gamepad dari 2011.
Namun, Virnig menjelaskan meskipun penggunaan pengontrol permainan Logitech dengan harga US$29,99 atau sekitar Rp451.000 mungkin terlihat biasa, namun sebenarnya terdapat teknologi yang canggih dan kemampuan yang luar biasa di dalam pengontrol tersebut.
Biaya pengembangan teknologi semacam itu sangat tinggi, dan dengan menggunakan komponen yang sudah tersedia di pasaran, OceanGate dapat menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan submersible Titan.
Virnig menekankan bahwa OceanGate tetap mengadopsi teknologi terkini pada aspek yang diperlukan.
“Perusahaan kapal selam ini telah menggabungkan banyak pengetahuan konvensional selama pengembangannyam” ujarnya dilansir dari Daily Mail yang dikutip Bisnis.