Bisnis.com, JAKARTA -Survei global tahunan yang dilakukan Lenovo terhadap Chief Information Officer (CIO) di sejumlah negara mengungkapkan bahwa kebutuhan teknologi informasi terus meningkat dan diharapkan diikuti dengan belanja modal (capex) IT yang juga meningkat lebih dari 10 persen per tahun di setiap perusahaan.
Dalam Studi Global CIO Lenovo 2023, satu dari lima CIO berharap anggaran teknologi informasi mereka meningkat lebih dari 10% dalam 12 bulan ke depan, sementara itu mayoritas (59%) CIO mengharapkan anggaran mereka hanya meningkat dari 1% menjadi 10%.
Peningkatan anggaran tersebut bermanfaat untuk menghadirkan inovasi teknologi terbaru yang andal bagi perusahaan dan memitigasi risiko di tengah era digital yang terus berkembang.
Dalam riset tersebut diketahui para CIO (48%) lebih cenderung memprioritaskan inovasi dalam teknologi baru daripada mengoptimalkan teknologi yang sudah digunakan saat ini.
Kemudian, 60% CIO melaporkan bahwa pembekuan investasi untuk inovasi akan berdampak pada bisnis mereka secara sekaligus atau dalam hitungan minggu, pada lingkup otomatisasi bisnis, transformasi model bisnis, analitik data dan lingkungan, dan tata kelola. Ditambah lagi, 33% CIO merasa organisasi mereka tidak cukup tangguh.
“Pekerjaan CIO makin sangat menuntut, dan dari hasil temuan menunjukkan bahwa sebagai dampaknya, mereka mengambil risiko yang makin meningkat,” kata President of Lenovo Solutions and Services Group Ken Wong dikutip, Jumat (23/6/2023).
Ken juga mengatakan makin kompleks lanskap teknologi, makin menantang bagi CIO untuk memprioritaskan inisiatif dan investasi yang akan memberikan hasil untuk bisnis perusahaan.
Adapun studi tersebut dilakukan pada Maret 2023, dengan melibatkan 682 CIO global. Sampel survei terdiri dari jumlah responden yang hampir sama dari setiap negara yaitu Brasil, China, Jerman, Hong Kong SAR, India, Jepang, Singapura, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
Responden termasuk CIO perusahaan dan organisasi dengan setidaknya 250 total karyawan.
Studi Global Lenovo 2023 juga mengungkapkan untuk memitigasi potensi risiko, 81% CIO sangat fokus untuk memastikan aset teknologi dan tim mereka menjadi lebih gesit dan tangguh.
Temuan ini sejalan dengan ketidakpuasan CIO terhadap sebagian besar basis teknologi informasi yang telah terpasang di organisasi mereka, dan sebagian besar mengatakan bahwa mereka akan mengganti setengah atau lebih aset teknologi yang mereka miliki saat ini jika ada kesempatan.
Peluang organik dan AI untuk pemimpin Teknologi Informasi
Dua prioritas utama sangat menonjol dari penelitian ini. Pertama, munculnya kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (AI/ML) sebagai prioritas utama teknologi informasi yang mendorong ambisi untuk berinovasi.
Kedua, peluang yang berhubungan dengan pengelolaan manusia, mengingat bahwa menarik dan mempertahankan karyawan sangat penting untuk kesuksesan perusahaan.
AI/ML dengan cepat menjadi prioritas mendesak bagi CIO karena mereka berusaha untuk tetap mengikuti perkembangan pesat kemajuan teknologi.
Sekitar 43% CIO merasakan “tuntutan mendesak” untuk menjadikan AI/ML sebagai prioritas, hanya sedikit di belakang angka keamanan siber yang mencapai 51%. Sebanyak tiga dari lima pimpinan teknologi informasi juga mengalami tuntutan untuk lebih mengoptimalkan operasional perusahaannya.
Tantangan yang masih tetap signifikan bagi CIO saat ini dalam memperluas peran bisnis mereka dan menjalankan peran untuk mendigitalkan operasi lintas departemen adalah tanggung jawab terkait pengelolaan karyawan, termasuk perekrutan dan retensi (59%), mengelola tenaga kerja jarak jauh (59%), mengelola tim global (58%), dan keragaman, kesetaraan, dan inklusi (55%).