Bisnis.com, JAKARTA - CEO TikTok Shou Zi Chew dalam dua hari ini telah bertemu dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Kamis (15/1/2023), Shou bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023. Sehari sebelumnya, Shou mengunjungi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Lantas, seberapa besar perusahaan TikTok sehingga mudah bertemu dengan menteri-menteri Presiden Joko Widodo?
Menurut Laporan Brand Finance's Global 500, valuasi TikTok pada kuartal I/2023 mencapai US$65,7 miliar, atau sekitar US$6,9 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan valuasi Facebook saat itu yang sebesar US$58,8 miliar. TikTok menjadi salah satu media sosial paling bernilai di dunia.
Sementara itu di Indonesia, menurut laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) TikTok menjadi media sosial nomor empat yang paling sering digunakan masyarakat. Dari sekitar 215 juta pengguna Internet di Indonesia pada 2023, sebanyak 26,8 persen menggunakan TikTok untuk mengaskes media sosial.
Saat menyambangi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Shou mengatakan setelah mendapat penerbitan izin TikTok Shop di Indonesia, platform tersebut berhasil merangkul 2 juta UMKM dalam negeri.
Kunjungannya ke Indonesia untuk menyampaikan terima kasihnya secara langsung dukungan terhadap perkembangan TikTok. Saat ini sebanyak 5 juta pelaku bisnis dari masyarakat Indonesia menggunakan platform Tiktok.
"Dari jumlah tersebut, mayoritas adalah UMKM dan 2 juta di antaranya berjualan melalui niaga elektronik TikTok Shop," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (14/6/2023).
Dia menambahkan TikTok bakal mengutamakan keamanan dan dan keselamatan melalui kerja sama dengan regulator. Hal tersebut agar penggunaan TikTok tetap aman bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu dalam laporan The TikTok Effect: Accelerating Southeast Asia Business, Education and Community diklaim bahwa 63 persen konten kreator TikTok di Indonesia, memperoleh pendapat yang lebih tinggi dibandingkan upah minimum di daerah mereka.
Tidak hanya itu, secara presentase jumlah konten kreator yang ‘sejahtera’ karena TikTok di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan konten kreator di negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand (36 persen), Filipina (40 persen) dan Kamboja (56 persen).