Bisnis.com, SOLO - CEO OpenAI, Sam Altman, mengaku khawatir dengan dampak kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dapat mengganggu pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
Kecerdasan buatan alias AI memang sedang ramai dibicarakan oleh para peneliti dan ahli teknologi.
Pasalnya, kemajuan teknologi AI bisa membawa dampak buruk di samping manfaatnya yang besar dalam kehidupan.
Salah satunya seperti disampaikan CEO Open AI Sam Altman. Bos perusahaan yang menciptakan ChatGPT itu khawatir AI bisa disalahgunakan dalam Pemilu.
Sam Altman menyebut AI bisa mengancam integritas Pemilu hingga membuat kekacauan di dalam negeri.
"Saya cemas," kata Sam Altman dikutip dari Reuters, Selasa (13/6/2023).
Altman menambahkan, perlu dibentuk lembaga atau badan khusus untuk menjadi pengatur tata kelola teknologi AI.
Dengan demikian, lanjutnya, penggunaan AI bisa sesuai jalur dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Amerika Serikat (AS) menggelar Pemilu pada tahun depan. Menjelang tahun politik biasanya muncul isu-isu hoaks yang berpotensi memanaskan suasana.
Penggunaan AI yang tak dikontrol bisa memperkeruh suasana dan membuat situasi makin runcing lagi.
"Soal Pemilu, misalnya, saya sempat melihat foto mantan Presiden Donald Trump diborgol oleh polisi New York dan itu viral di media sosial," kata Senator AS, Mazie Hirono.
Terkait hal itu, Altman meminta seluruh kreator harus menyatakan apabila gambar yang dipakai bukanlah gambar asli.
Dia juga meminta Pemerintah AS menerbitkan izin dan kewajiban uji coba untuk pihak yang mengembangkan AI.
Terlebih, AI yang dipakai untuk tujuan persuasi atau memanipulasi harus mengantongi izin resmi dari pemerintah.
Situasi serupa juga perlu diwaspadai di Indonesia. Pasalnya, sama seperti AS, Indonesia juga akan menggelar Pemilu pada 2024.