Bisnis.com, JAKARTA – Twitter Inc menduga bahwa Microsoft Corp telah melanggar janji terkait penggunaan data perusahaan media sosial tersebut.
Melansir Reuters Jumat (19/5/2023), Alex Spiro, kuasa hukum Twitter menyebut Microsoft telah menggunakan data media sosial tersebut secara tidak sah, termasuk berbagai data dengan badan pemerintahan tanpa adanya izin dalam sejumlah kasus.
Alex meminta kepada CEO Microsoft Satya Nadella agar mau melakukan pemeriksaan terhadap penggunaa konten Twitter. Berdasarkan perjanjian dengan Twitter, perusahaan media sosial ini menerapkan batasan biaya untuk penggunaan antarmuka pemrograman aplikasi.
"Terlepas dari batasan ini, Microsoft Apps mengakses API Twitter lebih dari 780 juta kali dan mengambil lebih dari 26 miliar tweet pada tahun 2022 saja," tulis Spiro dalam surat yang ingin dikirimkannya pada Nadella.
Sementara itu, juru bicara Microsoft mengatakan bahwa perusahaan telah mendengar dari firma hukum yang mewakili Twitter melalui beberapa pertanyaan terkait penggunaan application programming interface (API).
"Kami akan meninjau pertanyaan-pertanyaan ini dan meresponsnya dengan tepat. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang kami dengan perusahaan tersebut," ujar juru bicara tersebut.
Tuduhan tersebut bermula ketika Elon Musk berselisih dengan Microsoft terkait platform cerdas buatannya.
Pada bulan lalu, Musk mengatakan akan meluncurkan platform AS “TruthGPT” yang berfungsi menantang aplikasi milik Microsoft hingga Google.