Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai mampu memberikan efisiensi dalam industri pangan karena lebih akurat dan cepat saat memberikan deteksi.
Direktur PT Urchindize Indonesia atau Crystal of the Sea Kenji Kusuma mengatakan penerapan teknologi terkini memang tidak terhindarkan lagi untuk bisa membangun ekosistem bisnis yang lebih efisien, akurat, dan fleksibel terhadap arus perubahan yang makin cepat.
“Dengan AI, kami dapat deteksi benda kotoran dengan akurasi 80 persen, dan dapat terus melatih model AI untuk lebih akurat dan cepat dalam deteksinya,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (19/4/2023).
Baca Juga Mengenal 4 Jenis Kecerdasan Buatan AI |
---|
Menurutnya, dengan penerapan AI dalam aspek produksi, logistik, marketing, dan R&D, terutama dalam line produksi, perusahaan telah menciptakan dan mengimplementasi AI object detection untuk membedakan produk bagus dari kotoran.
Dia menuturkan hal tersebut dapat dilakukan dengan input lebih dari 300.000 image data, sehingga selama 2 tahun mereka sudah mampu memastikan produk yang diserahkan ke konsumen bebas dari kotoran dan benda-benda yang dapat membahayakan kesehatan.
Dari awalnya digunakan untuk quality control terhadap produk berorientasi ekspor ke Jepang, Taiwan, dan Singapura, kini mulai diterapkan untuk konsumsi di dalam negeri, bahkan untuk pangan yang selama ini dianggap remeh seperti bubuk ikan teri nasi, teri jengki, udang rebon, rumput laut, hingga ikan gabus.
Kenji berpendapat Indonesia adalah salah satu produsen pangan yang terbesar di seluruh dunia sekaligus konsumen dan pasar yang raksasa.
"Kenapa kita tidak bisa prioritaskan warga negara sendiri dalam memberikan pangan yang berkualitas premium,” katanya.
Sementara itu, Pandu Sastrowardoyo, founder Asosiasi Blockchain Indonesia, menyebut masih banyak penerapan teknologi AI lainnya dalam pengolahan makanan.
Computer Vision Module bisa dipakai untuk mengawasi bahan-bahan yang akan diolah dan dikirim ke konsumen. Sebelumnya, defect dan kontaminasi dideteksi secara manual, kini bisa dilakukan oleh teknologi AI ini.
Bisa pula dengan Predictive Maintenance, hanya dengan high speed video, sebuah peralatan bisa diprediksi kapan akan rusak dan dilakukan upaya maintenance tepat waktu.
"Bahkan enam tahun lalu, pernah dikembangkan resep makanan tertentu dengan menggunakan AI," katanya.