Bisnis.com, JAKARTA - ICT Institute menilai tidak semua wilayah akan dibangun jaringan 5G dalam beberapa tahun ke depan. Investasi yang mahal membuat operator berpikir untuk menghadirkan jaringan dan layanan 5G di daerah-daerah potensial dan kawasan dengan trafik data tinggi.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi memperkirakan salah satu wilayah yang menjadi target ekspansi jaringan 5G operator seluler adalah wilayah-wilayah pusat bisnis. Wilayah tersebut memiliki trafik data yang tinggi sehingga membutuhkan dukungan 5G untuk menjaga kualitas layanan tetap optimal.
“Misalnya seperti Jakarta dan Jabodetabek. Jadi selain adanya permintaan di sana, juga karena lalu lintas [trafik] data di 4G mungkin sudah penuh,” kata Heru kepada Bisnis.com, Kamis (23/3/2023).
Laju trafik data dalam beberapa tahun terakhir memang memperlihatkan peningkatan yang signifikan, yang berpotensi berdampak pada kualitas layanan jika tidak ditangani dengan baik.
PT Indosat Tbk. mengelola trafik data sebesar 12,86 juta terabyte (TB) pada 2022 atau tumbuh 6.155 juta TB (91,7 persen yoy).
Pertumbuhan jumlah trafik data pada 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan 2021 yang tumbuh sebesar 1.800 juta TB dan 2020 yang sebesar 1.696 TB.
Peningkatan trafik data Indosat juga didorong oleh penggabungan dengan Tri Indonesia, yang membuat perseroan memproses lebih banyak trafik data.
Sementara itu PT Telekomunikasi Selular telah memproses 12,12 juta trafik data hingga kuartal III/2022 atau tumbuh sekitar 2.000 TB yoy. Indosat dan Telkomsel adalah dua operator yang secara resmi telah melakukan komersial untuk layanan 5G.
Heru juga mengatakan bahwa 5G akan dihadirkan di daerah perkotaan untuk memberikan proporsi nilai baru kepada pelanggan dalam hal ini pengalaman jaringan yang lebih baik dari 4G.
“5G biasanya berawal dari kota dan dari kalangan yang cukup berada. Kemampuan untuk membeli ponsel 5G juga biasanya di atas rata-rata, sehingga jika secara ekonomis tidak mampu ini akan menjadi kendala,” kata Heru.
Heru menuturkan penggelaran 5G juga akan dipengaruhi oleh banyaknya tokoh-tokoh politik Indonesia yang mulai endorsemen atau menjadi role model pengembangan 5G, sehingga kota yang menggelar 5G makin bertambah.
“Misalnya 5G masuk ke Solo, Gibran sebagai anak Presiden Joko Widodo, yang juga menjabat sebagai Walikota, memiliki magnitude tersendiri. Medan juga kota besar, menantu Pak Jokowi juga menjadi magnitude sehingga 5G dipasang di sana,” kata Heru.