Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) mengatakan modal ventura (venture capital/VC) yang berbasis di Indonesia jarang berbisnis dengan Silicon Valley Bank (SVB)
Sebagaimana diketahui, adanya penutupan SVB pekan lalu. SVB sendiri merupakan bank yang fokus pada nasabah di bidang startup dan VC.
Ketua Umum Amvesindo Eddi Danusaputro masih menhimpun data mengenai VC yang terafiliasi dengan SVB, tetapi indikasi awal adalah relatif sedikit VC di Indonesia yang berbisnis dengan SVB.
Selain itu pun, sedikit VC indonesia yang melakukan investasi terhadap perusahaan rintisan di Amerika Serikat (AS).
"Sangat sedikit VC Indonesia yang investasi ke startup di AS," ujarnya, Selasa (14/3/2023).
Meskipun begitu, Eddi mengakui ada beberapa startup yang menerima investasi dari VC yang berbasis di Silicon Valley. Saat ini pun Amvesindo sedang mencari data konkret dan berdasarkan indikasi awal, relatif sedikit.
Lebih lanjut, Amvesindo mengatakan bank yang mempunyai bisnis model seperti SV di Indonesia saat ini belum ada dan regulasi di Indonesia pun belum memperbolehkan bank seperti itu.
Eddi yang juga menjabat CEO BNI Ventures itu menilai tidak ada relevansi bangkrutnya SVB dengan ekosistem startup di Indonesia.
Dia juga menambahkan untuk minimnya pendanaan dari Amerika Serikat (AS) ke startup Indonesia sudah berlangsung dari tahun lalu semenjak adanya inflasi dan penaikan suku bunga di AS.
Eddi menekankan kenaikan suku bunga dan inflasi yang terjadi sejak tahun lalu ini sudah membuat investor lebih selektif dalam memberikan pendanaan terhadap startup secara global.