Ilmuwan Prediksi Kapan Matahari Meledak, Bisa Picu Kepunahan Massal

Arlina Laras
Selasa, 7 Maret 2023 | 14:56 WIB
Bumi dan Matahari/codepen
Bumi dan Matahari/codepen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perkiraan soal kapan matahari akan padam menjadi perbincangan yang menarik untuk di bahas. 

Ahli astrofisika di Pusat Astrofisika, sebuah kolaborasi antara Smithsonian Astrophysical Observatory dan Harvard College Observatory Paola Testa mengatakan matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun. 

"Ini semacam bintang paruh baya, dalam artian hidupnya akan sekitar 10 miliar tahun atau lebih,” jelasnya. 

Menurut NASA, kira-kira lima miliar tahun ke depan, matahari akan membakar sebagian besar hidrogen di intinya, dia akan beralih ke fase berikutnya sebagai raksasa merah. 

Pada titik ini, matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, dan membuat inti matahari menjadi tidak stabil dan menyusut.

Sampai akhirnya, secara bertahap matahari akan menelan planet-planet tetangga, di mana Merkurius dan Venus, dan menaikkan angin matahari ke titik di mana mereka menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.

Namun Science Alert menuliskan saat itu kehidupan manusia di Bumi sudah tidak ada. Sebab umat manusia menurut fakta akan hidup 1 miliar tahun lagi dengan pengecualian bisa memiliki jalan keluar akibat peningkatan kecerahan Matahari tiap 10 persen per miliar tahun.

Angka itu tak terlalu besar, tapi memiliki dampak pada akhir kehidupan Bumi. Lautan akan menguap dan permukaan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.

Sementara itu dalam sebuah pemodelan tahun 2018 memperkirakan Matahari akan menyusut menjadi katai putih dan berakhir jadi Planet Nebula. Nasib ini sama seperti 90 persen  bintang lainnya.

Dalam beberapa juta tahun, kemungkinan besar matahari juga akan memakan sisa-sisa batuan Bumi. 

Matahari kemudian akan mulai melebur helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, lalu lapisan luarnya akan menyusut menjadi mayat bintang seukuran Bumi yang sangat padat dan panas.

Dari sana, sisa matahari akan menghabiskan triliunan tahun untuk mendingin sebelum akhirnya menjadi objek yang tidak memancarkan.

Untuk sampai pada garis waktu ini untuk matahari dan semua bintang dengan massa relatifnya, para ilmuwan perlu mengetahui bagaimana ia memancarkan energi, yang sulit dilakukan sebelum fusi nuklir dalam massa matahari dapat diperhitungkan.

Reaksi fusi sendiri adalah reaksi penyatuan antara dua inti atom untuk menghasilkan satu atom baru dengan inti yang lebih berat dan menghasilkan energi yang sangat besar.

Begitu para astronom dan astrofisikawan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fusi, mereka dapat menghasilkan model yang lebih lengkap, ditambah dengan data emisi yang diamati dari beberapa bintang, untuk kehidupan bintang.

"Dengan mengumpulkan banyak informasi berbeda dari banyak bintang berbeda, astronom dan astrofisikawan dapat membangun model bagaimana bintang berevolusi. Ini memberi kita perkiraan yang tepat tentang berapa umur matahari,” kata Testa dilansir dari Live Science.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper