Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah keterbatasan spektrum frekuensi, adopsi layanan 5G untuk segmen korporasi diprediksi makin ramai bahkan memasuki babak baru.
Perusahaan di berbagai sektor diperkirakan mulai menjajal jaringan 5G untuk korporasi (5G Enterprise) pada tahun ini. Hal itu untuk memastikan solusi 5G yang disediakan operator cukup andal dan relevan dengan kebutuhan perusahaan. Uji coba menjadi gerbang sebelum akhirya perusahaan memutuskan menggunakan layanan 5G.
Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan dibandingkan dengan tahun lalu, pada 2023 akan mulai banyak korporasi yang melakukan uji coba 5G. Setelah hampir 2 tahun dikomersialkan, menurut Teguh, korporasi mulai melirik 5G.
“Implementasinya [secara masif] menunggu regulasi tambahan spektrum frekuensi 5G yang bisa digunakan untuk hal tersebut,” kata Teguh kepada Bisnis, Sabtu (4/2/2023).
Sekadar informasi, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk. dan PT XL Axiata Tbk. merupakan operator seluler yang telah mulai memasarkan layanan 5G ke segmen korporasi di tengah keterbatasan spektrum.
Telkomsel memanfaatkan spektrum frekuensi di pita 2,3 GHz, sementara itu XL Axiata dan Indosat memanfaatkan pita frekuensi 1,8 GHz. Masing-masing menggunakan spektrum dengan lebar pita di bawah 100 MHz, batas minimal menghadirkan 5G yang sesungguhnya.
Dalam menghadirkan layanan 5G untuk korporasi, konfigurasi jaringan dibuat secara privat dengan tujuan memberi fleksibilitas kepada korporasi untuk meningkatkan cakupan, kontrol dan pemakaian layanan 5G.
Jaringan privat juga dibutuhkan untuk menghadirkan layanan yang andal dengan performa tinggi, mengingat akan ada ratusan bahkan ribuan perangkat di perusahaan yang bergantung pada jaringan internet.
“Jaringan 5G privat juga akan mempermudah perusahaan dalam pengintegrasian dengan infrastruktur TIK yang telah mereka miliki,” kata Teguh.
Berdasarkan laporan 5G Americas White Paper, selama rentang periode 2019-2025 diperkirakan pangsa pasar jaringan 5G privat untuk korporasi mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 66 persen per tahun.
Pada 2019, secara global nilai pasar 5G untuk korporasi diperkirakan sebesar US$ 0,8 miliar. Jumlah tersebut diramalkan meningkat menjadi US$16,9 miliar.
Sementara itu di Indonesia, Telkomsel terus berupaya mendorong layanan 5G ke segmen korporasi, salah satunya dengan menghadirkan solusi jaringan privat 5G in The Box.
Direktur Network Telkomsel Nugroho menjelaskan 5G in The Box adalah jaringan 5G portabel dalam bentuk ringkas yang mendukung pengembangan 5G di suatu wilayah dengan lebih cepat dan lebih mudah.
Dengan implementasi layanan yang cepat dan mudah, solusi ini dapat membantu dalam proses uji coba jaringan 5G secara privat di perusahaan, baik yang berada di perkotaan maupun di daerah rural.
Jika perusahaan memiliki pengalaman dalam menggunakan layanan 5G, maka terbuka peluang perusahaan tersebut akan menggunakan layanan 5G Telkomsel.
Uji coba ini perlu didorong sambil menunggu kehadiran tambahan spektrum frekuensi baru yang digadang-gadang berasal dari frekuensi emas 700 MHz.