Bisnis.com, JAKARTA - ByteDance Ltd membuat terobosan baru dalam penjualan di marketplace atau e-commerce. Hal ini terlihat dengan meningkatnya transaksi jual beli di platform Tiktok di Asia Tenggara maupun Douyin, Tiktok versi China di negara asalnya.
Dilansir dari The Information Minggu (15/1/2023), di China sendiri pengguna aplikasi Douyin menghabiskan uang hingga US$208 miliar atau senilai Rp3.219 triliun pada 2022. Nilai tersebut pun meningkat 76 persen dibandingkan 2021.
Sedangkan di Asia Tenggara, penjualan TikTok Shop berdasarkan data internal naik empat kali dalam setahun. Nilai barang dibeli atau gross merchandise value (GMV) di Asia Tenggara sendiri mencapai US$4,4 miliar atau Rp 8 triliun.
Di Indonesia sendiri, TikTok Shop menjadi platform social commerce nomor satu. Hal ini berdasarkan survei Populi The Social Commerce Landscape in Indonesia. Dalam survei ini 86 persen responden mengaku pernah menggunakan jasa social commerce untuk berbelanja.
TikTok Shop berada di peringkat atas dengan 45 persen, disusul WhatsApp Business 21 persen, Facebook Market Place 10 persen dan Instagram Shop 10 persen.
Populix juga mengatakan TikTok Shop ternyata paling banyak diakses oleh perempuan, serta pria di rentang usia 36-45 tahun.
Populix menambahkan bahwa di masa mendatang, Tiktok Shop akan didominasi oleh perempuan dengan rentang usia 18-25 tahun. Sedangkan Instagram Shop, penggunanya lebih didominasi oleh konsumen level SES atas, dan WhatsApp Business dipakai oleh generasi yang lebih senior.