Alibaba Siapkan Rp15,6 Triliun Bangun Pusat Data dan Logistik

Khadijah Shahnaz Fitra
Senin, 9 Januari 2023 | 14:56 WIB
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba, raksasa e-commerce asal China, dikabarkan akan membangun pusat logistik di Bandara Istanbul dan data center di dekat ibu kota Turki, Ankara.

Dilansir dari DealstreetAsia, Selasa (9/1/2022), Presiden Alibaba Group Michael Evans mengatakan pembangunan ini dua proyek ini senilai US$1 miliar atau Rp15,6 triliun.

Berdasarkan surat kabar Turki Sabah, Evans mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa perusahaan tersebut ingin berinvestasi di Eropa dan Timur Tengah dan dia melihat Turki sebagai basis produksi yang sangat kuat.

"Kami memiliki rencana investasi yang serius di Bandara Istanbul. Kami dapat mengevaluasi rencana e-ekspor dari sini ke Eropa, Timur Tengah, dan Timur Jauh. Kami merencanakan investasi lebih dari US$1 miliar," kata Evans.

Di Turki sendiri, Alibaba sudah memberikan dukungan terhadap platform e-commerce lokal yaitu Trendyol. Trendyol juga merupakan salah satu platform e-commerce paling terkenal di Turki.

“Alasan kami memilih Trendyol karena teknologinya sudah maju dan potensinya besar. Kami memposisikan tempat ini sebagai basis Eropa dan Timur Tengah,” ujarnya.

Adapun, e-commerce raksasa ini pada kuartal III/2022 mencatatkan kinerja negatif, hal ini disebabkan pembatasan China terkait Covid-19 yang menekan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran konsumen di negara tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (17/11/2022), e-commerce terbesar di China ini melaporkan kerugian bersih 20,6 miliar yuan (US$2,9 miliar), berbanding terbalik dengan proyeksi laba dengan jumlah yang hampir sama.

Alibaba mencatatkan penurunan nilai investasi di seluruh portofolio yang dimiliki, termasuk Didi Global Inc. hingga PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Alibaba berfokus pada menopang kinerja bottom line karena kebijakan Covid-19 dan tindakan anti monopoli yang dikenakan pertumbuhan sektor teknologi tahun lalu telah mengikis pertumbuhan.

Bukan hanya itu pada November 2022, Alibaba gagal mengumumkan hasil penjualan penuh untuk festival belanja Singles’ Day untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, menunjukkan jumlah yang mengecewakan untuk acara tahunan yang paling penting.

Selain itu, penjualan ritel China mengalami kontraksi 0,5 persen pada bulan Oktober, penurunan pertama sejak Mei dan lebih buruk dari proyeksi analis yang memperkirakan pertumbuhan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper