Bisnis.com, JAKARTA - CEO Tesla, Elon Musk dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK secara besar-besaran terhadap karyawannya pada kuartal I/2023.
Dilansir dari TechCrunch, Jumat (23/12/2022) selain melakukan PHK, Tesla juga akan membekukan perekrutan secara keseluruhan. Hal ini terjadi setelah Tesla melakukan perekrutan selama semester II/2022. Sebelumnya, Tesla melakukan PHK terhadap karyawannya pada Juni 2022.
TechCrunch sendiri menilai salah satu alasan Tesla melakukan PHK adalah kondisi makroekonomi global yang serba tidak pasti ke depannya.
Produsen mobil listrik ini pun saat ini sedang menghadapi beberapa tekanan tambahan, mulai dari penurunan harga saham yang tajam pada pada akhir September hingga awal Oktober dan memburuk lagi menjelang akhir Oktober ketika Elon Musk menyelesaikan akuisisi platform media sosial Twitter.
Musk baru-baru ini mengatakan bahwa masalahnya adalah masalah umum mengenai pasar saham itu sendiri yang dihasilkan dari kenaikan suku bunga rekening bank dan volatilitas pasar secara umum daripada tantangan khusus yang dihadapi Tesla.
Adapun, beberapa analis menilai harga saham Tesla terpengaruh oleh Elon Musk. Beberapa investor sebelumnya menyuarakan kekhawtiranya terkait Musk dalam mengelola Twitter.
Mantan orang terkaya di dunia ini pun sudah menjual saham Tesla untuk keempat kalinya tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (15/12/2022), CEO Tesla ini menjual hampir 22 juta saham seharga US$3,58 miliar. Transaksi terjadi antara 12 Desember dan 14 Desember 2022.
Musk mencoba selama berbulan-bulan untuk keluar dari kesepakatan Twitter, tetapi gagal. Untuk mengumpulkan cukup uang untuk akuisisi, miliarder itu melepas lebih dari US$15 miliar saham Tesla yang nilainya sekitar US$8,5 miliar pada bulan April, lalu US$6,9 miliar lagi di bulan Agustus.