Bisnis.com, MAUMERE - Masyarakat di Kabupaten Sikka mulai merasakan manfaat dari penambahan infrastruktur jaringan internet yang didukung oleh pemangku kepentingan di sektor telekomunikasi.
Namun, masih ada sejumlah catatan yang perlu diperbaiki oleh penyedia layanan telekomunikasi di daerah tersebut lantaran internet dinilai belum stabil.
Nikolaus Nong, Kepala Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, mengatakan masyarakat di wilayah tersebut telah mendapatkan akses jaringan telekomunikasi dengan adanya bantuan menara yang baru saja beroperasi.
Layanan internet yang didukung infrastruktur itu membantu peningkatan pelayanan untuk beberapa kebutuhan seperti pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan pelayanaan publik.
“Sebelum ada tower, masyarakat harus berjalan keluar dari desa dengan jarak tempuh 11 km untuk sampai ke beberapa spot yang ada jaringan,” ujarnya saat ditemui tim Jelajah Sinyal di Desa Natarmage, Kamis (3/11/2022).
Kendati begitu, Nikolaus menilai dalam kondisi tertentu masih ada gangguan dalam layanan internet. Selain itu, jaringan internet belum mampu mencapai keseluruhan area desa.
“Sehingga beberapa saudara kami yang berada berada di ujung desa akan terhambat dalam perkembangan informasi,” ujarnya.
Manfaat kehadiran menara dan layanan internet di NTT itu pun dirasakan David Rikard Stevenianus Carli, guru Bahasa Inggris di SMP Negeri Werang di Desa Werang, Waiblama, Kabupaten Sikka.
David mengakui bahwa tiga tahun lalu jaringan internet di Desa Werang susah diakses, kendati sudah ada fasilitas kelistrikan.
Namun, kondisi itu berubah dalam dua tahun terakhir dengan kehadiran menara di Dusun Werang dan juga layanan internet yang didukung oleh base transceiver station (BTS) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kehadiran menara dan layanan internet itu, jelas dia, sangat membantu kegiatan belajar mengajar di SMPN Werang. Apalagi, jelas dia, pemerintah juga memberikan bantuan beberapa 15 perangkat laptop untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri.
“Untuk UNBK, kami itu dahulu setengah mati untuk membawa siswa berbondong-bondong ke satu sekolah untuk menumpang layanan internetnya,” ungkapnya, Kamis (3/11/2022).
Kendati kapasitas yang didapatkan tidak terlalu besar, David menilai layanan internet yang bisa diakses dari Dusun Werang terbilang stabil. Dia berharap ke depan kapasitas layanan internet di wilayah itu bisa ditingkatkan agar mendukung kegiatan belajar mengajar dengan lebih masif.
“Saat ini kalau 15 laptop kami aktifkan semua dan satu laptop untuk operator UNBK, biasanya ada sedikit gangguan. Kami berharap ada bantuan untuk menaikkan daya internet,” pungkasnya.