Jualan Air Putih, Valuasi Liquid Death Tembus Rp10,67 Triliun

Farid Firdaus
Selasa, 4 Oktober 2022 | 16:47 WIB
Kaleng aluminium Liquid Death disebut lebih ramah lingkungan daripada botol plastik/Liquid Death-Istimewa.
Kaleng aluminium Liquid Death disebut lebih ramah lingkungan daripada botol plastik/Liquid Death-Istimewa.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) yang mengemas air putih dalam kaleng asal Amerika Serikat, Liquid Death mengantongi pendanaan senilai US$70 juta setara Rp1,06 triliun. Putaran pendanaan teranyar ini membuat valuasi perusahaan yang baru berusia tiga tahun tersebut naik menjadi US$700 juta setara Rp10,67 triliun. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/10/2022), Liquid Death mengantongi pendanaan yang dipimpin oleh Science Ventures, dengan partisipasi dari investor lain termasuk Live Nation Entertainment Inc., grup musik asal Swedia House Mafia dan komedian Whitney Cummings.

Bisnis minuman Liquid Death yang berbasis di Santa Monica, California ini diluncurkan pada 2019 dan sudah berada di jalur untuk membukukan pendapatan US$130 juta pada tahun ini. Menurut perusahaan, target pendapatan itu naik dari realisasi 2021 yang sebesar US$45 juta.

Bisnis utama perusahaan adalah menjual air putih dalam kaleng, sehingga tampak bergaya seperti bir dan mendistribusikannya di toko fisik, toko online dan di konser-konser.

Liquid Death, yang kini juga menjual minuman rasa, melihat peluang untuk menjual minuman nonalkohol yang terlihat lebih menarik dan ramah lingkungan daripada botol air plastik tradisional.

“Jika Anda tidak ingin minum, ini jauh lebih menyenangkan,” kata salah satu pendiri dan Chief Executive Officer Mike Cessario, seraya menambahkan bahwa ia yakin loyalitas merek akan membuat Liquid Death tetap kompetitif melawan LaCroix produksi National Beverage Corp atau Bubly produksi PepsiCo Inc. 

Perolehan pendanaan tersebut akan digunakan Liquid Death untuk memperluas ke kategori minuman baru dan masuk ke pasar Eropa.

Cessario mengatakan bahwa bagian dari kesuksesan Liquid Death dapat dikaitkan dengan kalengnya yang membuat produk terlihat menyenangkan dan seolah-oleh ‘tidak sehat’ seperti bir atau minuman energi.

Sebagai informasi, putaran pendanaan terbaru yang diumumkan Liquid Death ini adalah yang kedua pada tahun ini. Sebelumnya perusahaan mengatakan memiliki valuasi US$525 juta pada Januari 2022.

Liquid Death mencatat telah mengumpulkan pendanaan dari para investor sekitar US$195 juta hingga saat ini. Perusahaan akhirnya ingin mengejar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). “Ini adalah jalan yang kami jelajahi dalam dua tahun ke depan,” kata Cessario.

Liquid Death bisa menjadi bintang dari portofolio Science Ventures di sektor konsumer. Sebelumnya Sciene Ventures juga membantu meluncurkan Dollar Shave Club. Perusahaan itu akhirnya menjual US$1 miliar ke Unilever Plc pada 2016.

Peter Pham, salah satu pendiri Science Ventures, mengatakan kesuksesan barang konsumsi terkadang datang dari bakat pemasaran seorang pendiri perusahaan, yang menurutnya dimiliki Cessario.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper