Daftar Perusahaan di RI yang PHK Karyawan, Ada Indosat Hingga Tokocrypto

Rahmi Yati
Senin, 26 September 2022 | 12:33 WIB
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terjadi di sejumlah perusahaan di Indonesia. Terbaru, Indosat Ooredoo Hutchison dan perusahaan penjual aset digital Tokocrypto dikabarkan memangkas jumlah karyawannya.

Tokocrypto disebut memberhentikan 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari jumlah pekerja. Selain itu, Indosat juga dikabarkan akan melakukan PHK terhadap 300 karyawannya.

Berikut ini daftar perusahaan yang baru-baru ini melakukan PHK karyawannya:

1. TokoCrypto

VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan pemberhentian puluhan karyawan ini lantaran perusahaan akan melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.

"Tokocrypto akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda," kata Rieka dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (26/9/2022).

Rieka menjelaskan langkah tersebut dilakukan berdasarkan analisa dan prediksi yang telah dilakukan oleh manajemen dalam mengantisipasi kondisi pasar kripto dan ekonomi global yang berkepanjangan, sehingga beberapa langkah baik di eksternal maupun internal harus diambil oleh manajemen.

Dia menyebut langkah internal yang diambil perusahaan adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall.

"Penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis," ujarnya.

Meski demikian, perusahaan mengaku akan membantu pegawai yang terkena PHK mencari tempat kerja baru. Salah satunya dengan memberikan rekomendasi kepada beberapa perusahaan mitra kerja selama ini.

2. Indosat Ooredoo Hutchison

Tak berselang lama, beredar kabar bahwa Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) juga melakukan PHK terhadap lebih dari 300 karyawannya.

Namun, perusahaan memastikan karyawan yang kena PHK akan mendapatkan kompensasi yakni rata-rata 37 kali upah, bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah. Jumlah ini secara signifikan lebih tinggi di atas persyaratan ketentuan undang-undang yang berlaku.

SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan jumlah pesangon yang diberikan disesuaikan tergantung dengan masa kerja karyawan.

"Karyawan menerima rata-rata Rp1 miliar dan yang paling tinggi menerima Rp4,3 miliar," kata Steve kepada Bisnis, Minggu (25/9/2022).

Sementara itu, manajemen emiten berkode ISAT ini menyebutkan telah berkomunikasi secara langsung dan transparan dengan semua karyawannya.

Perusahaan mengklaim seluruh karyawan terimbas telah memahami perlunya peningkatan kelincahan dan pertumbuhan lebih cepat sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pasar saat ini.

Director & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison Irsyad Sahroni mengatakan inisiatif yang disebut rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat jadi langkah strategis yang membawa IOH jadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia.

"Inisiatif rightsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah diterima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak. Prosesnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dilakukan dengan pertimbangan matang, yang dilakukan secara objektif dan fair," ujar Irsyad, Jumat (23/9/2022).

3. Shopee

Sebelumnya, PT Shopee Indonesia juga melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan. Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan PHK merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai langkah efisiensi, setelah sebelumnya melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," kata Radynal.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper