Indosat PHK Karyawan, Pengamat Dorong Perampingan Komisaris Hingga Promosi

Rahmi Yati
Senin, 26 September 2022 | 07:25 WIB
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) dinilai perlu memangkas jumlah komisaris selain mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap kurang lebih 300 karyawannya.

"Dari struktur manajemen, selain pemangkasan karyawan, yang utama harus dipangkas adalah jumlah komisaris yang terlalu tambun. Setidaknya imbang antara dewan direksi dan dewan komisaris," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, Minggu (25/9/2022).

Saat ini, ISAT memiliki 15 komisaris yang dipimpin oleh Halim Alamsyah mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Periode 2015-2020. Sedangkan direksi terdiri dari 5 nama yang dikomandoi oleh Vikram Sinha. 

Menurutnya, bila diihat dari jajaran petinggi Indosat Ooredoo Hutchison, perusahaan yang baru merger awal tahun itu masih didominasi kalangan old school atau sudah sepuh. Hal ini dinilai perlu dirombak.

"Beri kesempatan pada orang muda berkualitas untuk masuk di jajaran manajemen," ucap Heru.

Lebih lanjut dia menuturkan, secara natural, memang perusahaan yang merger seperti Indosat Ooredoo Hutchison akan kelebihan karyawan dan ada duplikasi sumber daya manusia (SDM) untuk bidang yang sama.

Untuk itu, sambung dia, mau tidak mau akan ada kebijakan pengurangan karyawan atau PHK meskipun tidak semua bagian kemudian dikurangi.

"Pasca merger, bisa jadi pengguna layanan dan jaringan secara perusahaan gabungan bertambah, sehingga semua SDM tetap bisa dipertahankan," tutur dia.

Heru juga tidak menampik bila secara resmi merger antara PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) ini masih cukup baru. Dengan begitu, imbuhnya, dampak merger belum terlihat signifikan kecuali menjadikan Indosat Ooredoo Hutchison sebagai operator kedua terbesar di Tanah Air.

"[Langkah PHK] ini akan menjadi strategi dari manajemen apakah SDM akan menjadi aset atau manajemen. Harusnya sih dianggap sebagai aset, tetapi pertimbangan duplikasi dan efisiensi tentu akan membuat manajemen berhitung langkah terbaik seperti apa," ujar Heru.

Sementara itu Bisnis telah mencoba menghubungi Indosat Ooredoo Hutchison untuk meminta tanggapan lebih lanjut mengenai kebijakan yang disebut sebagai inisiatif rightsizing tersebut. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari manajemen.

Sebelumnya, emiten berkode ISAT mengumumkan melakukan perampingan karyawan alias PHK dengan kompensasi rata-rata 37 kali gaji, bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah bulanan. Sekitar 95 persen karyawan terdampak menerima putusan tersebut.

Director & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison Irsyad Sahroni menyebut inisiatif rigthsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah diterima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak. "Prosesnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dilakukan dengan pertimbangan matang, yang dilakukan secara objektif dan fair," ujarnya, Jumat (23/9/2022).

Dia menuturkan inisiatif rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis yang membawa Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia.

Sementara itu untuk jumlah pesangonnya sendiri, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan jumlah yang diberikan disesuaikan tergantung dengan masa kerja karyawan. "Karyawan menerima rata-rata Rp1 miliar dan yang paling tinggi menerima Rp 4,3 miliar," kata Steve kepada Bisnis, Minggu (25/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper