Kaspersky Ungkap Cara Lindungi Data Pribadi di Tengah Maraknya Kebocoran

Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 13 September 2022 | 14:24 WIB
Ilustrasi perlindungan data pribadi saat belanja di toko online atau e-commerce/Freepik.com
Ilustrasi perlindungan data pribadi saat belanja di toko online atau e-commerce/Freepik.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kaspersky menyebutkan bahwa kebocoran data pribadi yang tengah marak di Indonesia sangat berbahaya. Untuk itu, perusahaan keamanan siber asal Rusia ini membagikan sejumlah cara melindungi data pribadi masyarakat.

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky mengatakan bahwa kebocoran data pribadi di Indonesia yang diungkapkan oleh peretas (hacker) bernama Bjorka baru-baru ini merupakan ancaman serius. Sebab, data itu layaknya emas baru.

“Penjahat dunia maya melihat jenis serangan ini sebagai hal yang menguntungkan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (13/9/2022).

Menurutnya, penjahat dunia maya akan memanfaatkan data tersebut untuk kejahatan lain seperti phishing. “Penjahat dunia maya dapat menyamar sebagai orang tertentu atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif,” ujarnya.

Penjahat dunia maya juga bahkan dapat menjual data yang dicuri di web gelap beberapa kali. “Maka, penting untuk dipahami bahwa perlindungan data adalah tanggung jawab bersama. Pengguna, perusahaan, dan regulator semuanya harus mengambil langkah untuk memperkuat pertahanan terhadap keamanan data kita,” katanya.

Kaspersky kemudian membagikan sejumlah tips dasar agar masyarakat bisa mengamankan data pribadinya. Pertama, meluangkan waktu untuk mengonfigurasi perangkat seluler dengan benar.

“Caranya, periksa pengaturan permisif untuk WhatsApp dan aplikasi seluler lainnya. Anda tidak ingin ponsel Anda secara otomatis mempublikasikan setiap aspek kehidupan sehari-hari secara online, dan ini akan membantu membatasi jumlah informasi yang tersedia bagi peretas yang telah menyusup ke akun WhatsApp Anda,” ujar Yeo Siang Tiong.

Kedua, jangan pernah membagikan kode verifikasi apa pun dengan siapa pun, melalui SMS atau telepon. Sebab, kode-kode ini adalah cara utama layanan untuk memverifikasi diri. Pengguna juga bisa mengaktifkan otentikasi dua faktor jika memungkinkan.

Ketiga, pastikan memiliki kunci layar dan menginstal perangkat lunak yang dapat menghapus ponsel, jika hilang.

Keempat, menggunakan nomor telepon terpisah untuk masuk ke Whatsapp, Telegram, atau layanan messenger apa pun yang memerlukan nomor telepon. Lalu, pastikan untuk tidak menggunakan nomor satu kali atau orang lain dapat mengakses akun pengguna.

Kelima, diupayakan jangan terjerumus pada phishing, meskipun itu adalah phishing yang ditargetkan. Apabila menerima tautan dari sumber yang tidak dikenal, jangan mengkliknya secara otomatis.

Keenam, selalu memperbarui perangkat tepat waktu dan memberi perhatian khusus pada pembaruan keamanan.

Ketujuh, hanya instal aplikasi dari sumber tepercaya. Kedelapan, jangan gunakan Wi-Fi yang tidak aman.

Kesembilan, mencatat dan menyusun layanan terpenting yang terkait dengan akun yang diretas. Terakhir, instal solusi perlindungan yang andal di semua perangkat. Sebab, ini penting untuk memilih paket yang tidak hanya akan memblokir malware, tetapi juga memperingatkan jika kredensial semua layanan telah bocor.

Baru-baru ini tengah marak aksi serangan siber terhadap lembaga pemerintahan, perusahaan pelat merah, hingga pejabat negara. Aksi ini dilakukan oleh hacker bernama Bjorka.

Bjorka mengklaim berhasil membocorkan data Indihome, data registrasi SIM card hingga data pelanggan MyPertamina. Berdasarkan pantauan Bisnis.com, aksi Bjorka ini selalu muncul di forum hacker BreachForums yang membocorkan data dari lembaga pemerintah atau lembaga plat merah di Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan telah membentuk tim khusus untuk menangkal aksi Bjorka. Tim tersebut akan terdiri dari berbagai unsur, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan dalam rapat bersama Presiden tersebut dibicarakan bahwa ada data-data yang diduga bocor di dark web dan media sosial, salah satunya dari Bjorka, merupakan data yang sudah umum.

Johnny menegaskan data yang beredar bukanlah data-data spesifik dan bukan data data yang terkini, sebagian data-data yang lama untuk saat ini. "Hanya tim lintas kementerian/lembaga dari BSSN, Kominfo, Polri dan BIN tentu akan berkoordinasi untuk menelaah secara mendalam,” ujar Johnny dalam keterangan pers, Selasa (13/9/2022).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper