Kasus Dugaan Kebocoran Data Sepanjang 2022, Ini yang Paling Baru

Rahmi Yati
Jumat, 2 September 2022 | 14:06 WIB
Kejahatan online/Ilustrasi-mirror.co.uk
Kejahatan online/Ilustrasi-mirror.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Adanya dugaan kebocoran data SIM Card baru-baru ini menambah deretan kasus kejahatan siber yang melibatkan informasi pribadi masyarakat sepanjang 2022. 

Berdasarkan rangkuman Bisnis, Jumat (2/9/2022), setidaknya terdapat dugaan kasus kebocoran data yang terjadi sejak awal tahun hingga Agustus 2022.

Berikut daftar dugaan kasus kebocoran data sepanjang 2022: 

1.Bank Indonesia pada Januari 2022

Sebagaimana diketahui, kasus kebocoran data menimpa Bank Indonesia pada Januari 2022. Saat itu grup ransomware Conti diduga mencuri 228 GB data dari 513 komputer.

Awalnya, Conti hanya mengunggah 487 MB data yang diklaimnya dari BI, kemudian naik jadi 44 GB, terus bertambah jadi 130 GB, hingga 228 GB.

Sebelumnya pada Desember 2021 Bank Indonesia juga sudah mengakui bahwa pihaknya mengalami serangan ransomware. Peretasan itu sudah dilaporkan ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan aparat kepolisian.

2. Data pasien rumah sakit pada Januari 2022

Pada bulan yang sama, terdapat juga dugaan kebocoran data catatan medis pasien di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Data berukuran 720 GB itu dijual di forum online Raidforums.

Data dari situs Raidforums itu dijual dan diunggah oleh akun bernama GOD User dengan judul Indonesia - Medical Patients information 720GB documents and 6M database. Dia mengeklaim data itu berasal dari server Kementerian Kesehatan, tak hanya dari BPJS Kesehatan.

3.Data pelamar kerja PT Pertamina Training & Consulting pada Januari 2022

Data pribadi para pelamar kerja di PT Pertamina Training & Consulting (PTC) diduga bocor di sebuah platform forum yang sering digunakan masyarakat untuk bertukar informasi atau transaksi.

Data tersebut diunggah oleh Astarte, pelaku yang sama saat kasus pembobolan server terpusat Kementerian Kesehatan RI dan mencuri data milik 6 juta pasien di dalamnya.

Setidaknya pelaku mengunggah 60 GB data dengan file sebanyak 163.181. Dia memberi nama file itu “163k Indonesian documents KYC”. Data yang bocor di antaranya nama lengkap, alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, nomor ponsel, hingga gelar secara rinci.

4.Data 21.000 perusahaan di Indonesia 

Memasuki Agustus 2022, beredar lagi kabar yang mengatakan sebanyak 347 GB dokumen penting milik 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang memiliki cabang di Indonesia tersebar bebas di darkweb. 

Pihak yang mengunggah data tersebut mengeklaim data sebesar 347 GB ini berisi kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, dan kartu keluarga (KK) pemegang saham.

Selain itu, juga terdapat beberapa paspor pengurus perusahaan, akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan, surat pengukuhan pengusaha kena pajak, pendaftaran perusahaan, dan izin usaha.

Bahkan, data tersebut juga berisi laporan keuangan, laporan rugi laba, catatan transfer, rekening koran, surat pemberitahuan tahunan (SPT), surat keterangan domisili, rekonsiliasi bank, dan banyak lagi.

1 dari 2 halaman

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper