1Lanjutan
5.Data 17 juta pelanggan PLN
Pengguna media sosial khususnya Twitter kembali dihebohkan dengan adanya dugaan kebocoran data 17 juta pelanggan PLN pada pertengahan Agustus 2022. Data tersebut dijual di situs breached.to.
Berdasarkan tangkapan layar yang dibagikan dalam situs tersebut, tampak akun bernama "loliyta", yang mengeklaim menjual data pengguna PLN meliputi ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, hingga nama unit UPI.
6.Data pengguna IndiHome Telkom
Usai kabar dugaan kebocoran data pelanggan PLN, publik dikejutkan dengan adanya kabar bahwa 26 juta data riwayat browsing atau penelusuran pengguna IndiHome milik PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) bocor dan disebar di forum hacker.
Data tersebut diunggah oleh akun bernama Bjorka di situs breached.to. Dia mengeklaim ada 26.730.798 rekaman data pelanggan IndiHome mencakup tanggal, keyword (kata kunci), domain, platform, browser, url atau link, google keyword, IP (internet protocol), screen resolution, lokasi geografis, hingga user info seperti email, nama, gender, national id card number atau NIK.
7.Data pelanggan Gojek
Usai dugaan kebocoran data pelanggan PLN dan IndiHome Telkom, muncul pula kabar yang menyebut adanya kebocoran data pengguna Gojek yang diunggah akun @/ndagels di Twitter.
Dalam unggahannya, pemilik akun memperlihatkan data yang dijual apocalypse99 melalui forum komunitas anonim di dunia maya.
8.Data pelanggan Jasa Marga
Dugaan kebocoran data lagi-lagi terulang usai data milik PT Jasa Marga dibagikan di forum hackers breached.to. Akun bernama Desorden mengeklaim memiliki 252 GB data berisi pengkodean, dan dokumen, di lima server mereka.
Adapun data yang dibobol tersebut melibatkan data pengguna, pelanggan, karyawan, data perusahaan dan keuangan Jasa Marga.
9.Data SIM Card Indonesia
Terbaru, jagat media sosial digegerkan dengan kemunculan kabar 1,3 miliar data pendaftaran atau registrasi kartu SIM atau S Card di Indonesia diduga bocor dan dijual di forum breached.to.
Dalam unggahannya, seorang pengguna dengan nama Bjorka memposting data berukuran 87 GB yang diklaim berisi 1,3 miliar data meliputi nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama operator seluler, dan tanggal registrasi.
Dia juga memberikan contoh yang bisa didapat gratis berisi dua juta pendaftar. Sementara itu, untuk menebus data secara penuh, harganya adalah US$ 50.000. Akun Bjorka mengeklaim bahwa data yang bocor bersumber dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dan dapat diperjualbelikan.