Segini Sisa Umur Matahari di Tata Surya

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 6 Agustus 2022 | 15:02 WIB
Matahari
Matahari
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan telah membuat prediksi seperti apa akhir Tata Surya kita, dan kapan itu akan terjadi. 

Sebelumnya, para astronom mengira itu tata surya akan berubah menjadi nebula planet yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya,  sampai ada bukti baru bahwa akhirnya akan lebih masif.

Sebuah tim astronom internasional pada tahun 2018 dan menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat matahari yang paling mungkin.

Saat ini, matahari berusia sekitar 4,6 miliar tahun, diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama. Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan ia akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.

Ada hal-hal lain yang akan terjadi di sepanjang jalan, tentu saja. Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti bintang akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet kita dalam prosesnya. Bahkan jika itu masih ada.

Pada saat itu, manusia sudah tidak ada lagi di muka bumi. Karena menurut penelitian, umat manusia hanya memiliki sekitar 1 miliar tahun tersisa kecuali kita menemukan jalan keluar dari planet ini. Itu karena Matahari meningkat kecerahannya sekitar 10 persen setiap miliar tahun.

Peningkatan kecerahan itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air. 

Dalam studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer, Matahari kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan kemudian berakhir sebagai nebula planet.

Baru pada saat itulah inti panas membuat selubung yang dikeluarkan bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun, periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet terlihat. Beberapa sangat terang sehingga dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh berukuran puluhan meter. jutaan tahun cahaya, di mana bintang itu sendiri akan terlalu redup untuk dilihat.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper