Bisnis.com, MALANG - Shopify, platform e-commerce asal Kanada ini dikabarkan melakukan PHK terhadap 10 persen karyawannya atau sekitar 1.000 karyawan.
Dilansir dari The Walls Street Journal dan New York Times, Kamis (28/7/2022), CEO Shopify Tobu Lutke mengatakan penyebab adanya PHK ini dikarenakan ekspansi perusahaan yang didorong oleh pandemi belum memberikan hasil yang signifikan.
Dia juga mengatakan adanya penurunan transaksi online yang lebih cepat daripada di perkirakan, sehingga Shopify harus memangkas sejumlah posisi di perusahaan.
"Sebagian besar peran yang terpengaruh adalah dalam perekrutan, dukungan, dan penjualan, dengan fokus di seluruh perusahaan untuk menghilangkan “peran yang terlalu terspesialisasi dan duplikat,” kata Lutke dalam sebuah pernyataan
Dia menjelaskan e-commerce yang sering disebut pesaing Amazon ini salah strategi dengan memperluas tenaga kerjanya saat belanja e-commerce berkembang pesat ketika pandemi Covid-19 dan mundurnya ritel fisik.
“Sekarang jelas bahwa strategi itu tidak membuahkan hasil. Apa yang kami lihat sekarang adalah campuran kembali ke perkiraan data pra-Covid yang seharusnya pada titik ini,” jelasnya
Dia mengatakan saat ini pihaknya perlu melakukan adaptasi dengan keadaan saat ini dan harus mengucapkan selamat tinggal untuk beberapa karyawan. Lutke pun menyesal dengan strategi yang diambilnya.
Adapun, selama setahun terakhir, saham Shopify telah jatuh lebih dari 80 persen, dan setelah adanya PHK ini, saham Shopify kembali turun 15 persen.
Shopify pun menegaskan bagi karyawan yang terkena PHK akan menerima pesangon selama 16 minggu dengan tunjangan kesehatan yang diperpanjang.
Shopify juga menawarkan layanan penempatan dan memungkinkan karyawan untuk menyimpan perabot kantor rumah yang disediakan perusahaan.