"Yang jelas hingga saat ini kami masih terus fokus dengan strategi kami untuk meningkatkan dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dalam menggunakan berbagai layanan yang kami sediakan," terang Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih.
Hal senada juga dikatakan SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Steve Saerang menuturkan perusahaan akan memanfaatkan skala, kekuatan finansial, dan keahlian gabungan untuk terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham.
Dia menilai, strategi peningkatan basis pelanggan, inovasi produk dan layanan, program integrasi merger yang efektif, pengendalian biaya yang bijaksana, serta penguatan kemitraan strategis yang unggul, telah mampu mendorong IOH membukukan hasil keuangan yang solid dengan pertumbuhan yang kuat pada pendapatan dan EBITDA pada kuartal I/2022.
"Dengan skala dan kekuatan yang lebih besar, kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pengalaman digital kelas dunia kepada pelanggan, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia," tegas Steve.
Terpisah, produsen ponsel pintar Oppo juga optimistis resesi AS tidak akan berdampak pada produksi perusahaan. Pasalnya, hingga saat ini belum terlihat dampak dari resesi tersebut terhadap industri telekomunikasi Tanah Air.
PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto mengatakan investasi asing pun sesungguhnya lebih banyak masuk ke China dibandingkan dengan AS, sehingga sampai saat ini belum terasa seberapa besar dampaknya.
"Kalau di produksi sampai hari ini belum berdampak sama sekali, begitupun dengan operasional," ujar Aryo.
Dia menegaskan sedari awal Oppo telah melakukan kesepahaman untuk rantai suplai dari berbagai vendor agar dapat menyuplai komponen-komponen dari perangkat smartphone. Jadi, tidak ada keraguan atau dampak yang terlihat dari resisi AS sampai saat ini.