Microsoft Ikut PHK 1.800 Karyawan, Senasib dengan Startup?

Rahmi Yati
Rabu, 13 Juli 2022 | 14:27 WIB
Logo Microsoft terlihat dengan latar awan di Los Angeles, Amerika Serikat pada 14 Juni 2016/REUTERS-Lucy Nicholson
Logo Microsoft terlihat dengan latar awan di Los Angeles, Amerika Serikat pada 14 Juni 2016/REUTERS-Lucy Nicholson
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft mengumumkan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.800 karyawannya. Kebijakan ini dilakukan di tengah periode ketidakpastian ekonomi yang belakangan berdampak pada sejumlah perusahaan rintisan (startup).

Dilansir dari Bloomberg, Microsoft mengumumkan penyesuaian peran dan grup bisnis setelah akhir tahun fiskal (per 30 Juni 2022).

Kebijakan PHK ini dilaporkan memengaruhi 1 persen dari total pegawai Microsoft, yang saat ini mencapai 180.000 orang. Namun, manajemen tidak menjelaskan secara spesifik kebijakan ini diterapkan pada regional atau divisi apa.

"Hari ini kami menghapus beberapa posisi di perusahaan, dalam jumlah yang kecil. Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis secara reguler dan harus melakukan penyesuaian struktural," kata Microsoft kepada Bloomberg, Rabu (13/7/2022).

Microsoft sebelumnya melaporkan pendapatan US$49,4 miliar pada Januari-Maret 2022, didorong oleh pertumbuhan 26 persen di divisi cloud mereka. Namun pada awal Juni, perusahaan merevisi proyeksi pendapatan dan laba kuartal selanjutnya, sebagai imbas dari fluktuasi nilai tukar.

Adapun kebijakan ini muncul setelah Microsoft memperlambat perekrutan di grup Windows, Teams, dan Office. Meski begitu, perusahaan menegaskan tetap berencana menambah jumlah pegawainya dalam beberapa bulan ke depan.

"Kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami dan meningkatkan jumlah karyawan secara keseluruhan di tahun mendatang," tegas Microsoft.

Sebagaimana diketahui, gelombang PHK belakangan ramai menghantam sektor teknologi seiring keluarnya investor dari pasar. Startup, terutama yang bergerak di bidang padat modal seperti pengiriman dan fintech, jadi yang paling terdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper