Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) akan fokus membiayai perusahaan rintisan atau startup yang berfokus pada segmen finansial atau financial technology (fintech).
Hal ini diungkapkan CEO MCI Eddi Danusaputro. Eddi mengatakan untuk fund balance sheet MCI akan berfokus untuk mendanai startup fintech dan fintech enabler.
Dia juga menambahkan dalam memberikan pendanaan, MCI akan lebih selektif dikarenakan kondisi pasar yang mengalami penurunan.
"MCI akan melakukan due diligence lebih dalam untuk meminimalisir risiko investasi," kata Eddi kepada Bisnis, Rabu (25/5/2022).
Adapun, belum lama ini induk dari MCI, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) merencanakan untuk menambah modal MCI, nominal pun tidak disebutkan. Namun, Bank Mandiri menyatakan penambahan dana ini akan dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Bisnis juga menanyakan terkait keinginan BUMN mendirikan modal ventura per sektor, Eddi menjawab bahwa MCI sebagai modal ventura milik BUMN dianjurkan bersinergi dengan peer to peer lending atau P2P Lending.
Namun, berdasarkan hasil rangkuman Bisnis portofolio investasi MCI tidak hanya berfokus pada fintech, terdapat startup yang bergerak di bidang selain finansial yaitu PrivyID, Bukalapak dan GoTo.
Selain itu MCI memiliki portofolio startup finansial di antaranya Koinworks, Investree, Amartha, Crowde, Mekari, iSeller, Ayoconnect, MTI/Yokke, PTEN, Qoala, Cashlez, LinkAja dan Halofina.
Eddi menjelaskan untuk tahun ini, Mandiri Capital Indonesia berencana untuk berinvestasi kepada 4 startup baru dan juga menindaklanjuti 3 investasi yang sebelumnya pernah dilakukan.
“Perseroan akan tetap berinvestasi kepada startup di industri fintech dan fintech plus,” ujar Edi.
Selain industri fintech, Eddi mengungkapkan beberapa startup di industri agrikultura, supply chain disruptors, e-commerce B2B, property technology (Proptech) dan Crypto masuk dalam radar MCI untuk disuntikkan modal.