Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan data center hyperscale dinilai berpotensi besar di Tanah Air. Meski begitu, perusahaan yang ingin bermain di sektor ini diminta dapat cermat melihat peluang dan berkompetisi dengan pemain lainnya.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan saat ini kebutuhan penyimpanan data bukan saja untuk small scale, tetapi juga sudah banyak kebutuhan untuk hyperscale.
"Biasanya kapasitas untuk hyperscale berbeda dan bisa dilihat dari kebutuhan energi listriknya. Namun yang mau masuk ke hyperscale harus menghitung cermat bagaimana kompetisinya, kemampuan keuangan dan segmen pasarnya seperti apa," kata Heru, Minggu (22/5/2022).
Bukan itu saja, menurutnya perusahaan juga harus mempertimbangkan keberadaan infrastruktur seperti jaringan serat optik dan basis pelanggan korporasi.
Dalam hal ini, sambung Heru, startup besar atau perusahaan yang punya banyak pelanggan memiliki kelebihan atau peluang dibandingkan perusahaan atau pemain lain.
"Data center ya hanya untuk simpan data. Sedangkan untuk mendukung lalu lintas data harus ada jaringan transmisi pendukung. Tentunya baru akan maksimal jika memiliki pelanggan atau pengguna yang besar," ujarnya.
Lebih lanjut Heru menyarankan, pembangunan data center ini haruslah aman dan memiliki data recovery center. Tak ketinggalan, efisiensi dalam penggunaan energi listrik dan mengarah pada penggunaan green teknologi juga patut jadi perhatian.
Sebagai informasi, belakangan banyak perusahaan yang mulai bermain di segmen data center hyperscale. Pasalnya, lalu lintas digital di Indonesia dinilai meningkat secara eksponensial sebagai akibat dari lonjakan transaksi elektronik, sistem, dan konten digital selama masa pandemi.
Apalagi, kombinasi pertumbuhan yang pesat pada perusahaan startup dan jumlah populasi yang terus meningkat juga membuat permintaan akan data center hyperscale meningkat tajam.
Sebagai salah satu perusahaan dengan basis data pelanggan yang besar, baru-baru ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turut membangun data center hyperscale.
Perseroan menargetkan Telkom HyperScale Data Center fase I dapat mulai beroperasi pada semester kedua 2022. Saat ini, pembangunan fase I data center tersebut tengah dalam tahap penyelesaian.
Sebelumnya, perusahaan infrastruktur dan layanan TI NTT juga meresmikan data center yang terletak di Bekasi, 30 kilometer dari pusat kota Jakarta. Jakarta 3 Data Center ini menawarkan kapasitas yang dapat diperluas dengan dirancang untuk memenuhi persyaratan hyperscaler dan perusahaan kelas atas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Selain dua perusahaan tersebut, masih banyak lagi perusahaan lain yang ikut membangun data center hyperscale di Tanah Air seperti EdgeConneX yang berencana membangun kampus pusat data hyperscale masa depan yang dapat mendukung kapasitas lebih dari 90 MW usai mengakuisisi Pusat Data GTN di Indonesia.