Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif untuk mitigasi gangguan Sistem Komunikasi Kabel Laut atau SKKL Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) milik Telkom rute Merauke-Timika.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward menilai jaringan alternatif tersebut hanya sebagai solusi sementara. Dengan begitu, secara jaringan akan membuat layanan telekomunikasi tetap ada, tetapi service level agreement atau SLA-nya akan menurun.
"Tingkat kenyamanan [masyarakat] berkurang. Sebab, semua layanan bisa diakses, tetapi dengan kualitas yang menurun," katanya, Rabu (11/5/2022).
Menurut Ian, layanan yang memerlukan bandwidth besar seperti video conference akan menghadapi kendala pengurangan kualitas. Sejalan dengan itu, prioritas layanan juga akan berubah.
Lebih lanjut dia menyebut, biasanya kerusakan kabel laut ini dikarenakan adanya kejadian alam, seperti gunung berapi bawah laut, gempa bawah laut, arus laut, ikan atau human error akibat jangkar kapal.
"Maka dari itu memang sebaiknya backbone optik sudah membentuk ring, sehingga availabilitasnya tinggi atau ada redundan/cadangan," tambah Ian.
Terpisah, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot menilai, penyebab gangguan SKKL secara aktualnya biasanya belum bisa ditemukenali sampai dilakukan pengangkatan kabel dan penyambungan.
Dengan begitu, sambung dia, upaya mitigasi bisa dilakukan dengan penambahan kapasitas, misalnya untuk link Merauke-Timika. Pasalnya, dengan adanya gangguan tersebut, dampak langsung yang tentu dirasakan masyarakat adalah koneksi internet yang sangat lambat, bahkan secara user experience bisa saja terasa putus sambungan.
"Secara kecepatan, yang tadinya dalam kondisi normal cukup cepat, katakanlah sekitar 42 Gbps, dengan adanya kondisi darurat karena gangguan ini, terpaksa memakai koneksi backup baik lewat radio maupun satelit. Kecepatannya paling sekitar 1,2 atau 3 gbps. Jauh sekali di bawah kondisi normalnya," imbuh Sigit.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan gangguan SKKL ini akan memengaruhi kualitas layanan telekomunikasi dan berdampak terhadap kualitas layanan akses internet di wilayah Papua.
Apalagi, sambung dia, saat terjadi gangguan SKKL Merauke-Timika, kapasitas kebutuhan trafik diperkirakan sebesar 42 GB.
"Dengan begitu, Kemenkominfo dan PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif sebagai langkah mitigasi. Recovery dilakukan dengan memanfaatkan back up link sebesar 3,25 GB. Dari Palapa Ring sebesar 1,25 GB dan satelit sebesar 2 GB,” ujar dia.