Bisnis.com, JAKARTA - Layanan streaming konten digital atau over-the-top (OTT) Genflix terus berupaya menghadirkan inovasi baru demi menarik minat pemirsa Tanah Air. Terlebih, saat ini pemerintah terus melonggarkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga memperbolehkan untuk mudik Lebaran.
Founder sekaligus Direktur Genflix Greeny Dewayani mengatakan saat ini perkembangan Genflix sangat baik. Digital entertainment merupakan salah satu jenis industri yang mengalami peningkatan secara signifikan di masa pandemi, sehingga ketika PPKM dilonggarkan, produksi makin dapat ditingkatkan.
"[Pelonggaran PPKM] jelas berdampak pada Genflix. Dengan pelonggaran maka produksi serial Genflix semakin beragam dan semakin banyak menarik minat pemirsa," katanya, Rabu (27/4/2022).
Greeny menilai menjamurnya platform sejenis di Indonesia tentunya akan memacu kreativitas. Dia mengeklaim Genflix sudah membuktikan kemampuan perusahaan dengan tetap menjadi pilihan pelanggan sejauh ini.
Lebih lanjut dia berharap jumlah pelanggan dapat terus tumbuh pada kuartal II/2022, setidaknya dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, Greeny belum bisa memerinci jumlah pastinya.
"Genflix banyak sekali menghadirkan inovasi baru, di antaranya fitur LIVE, di mana pelanggan dapat langsung live dan berinteraksi dengan pemirsa, chanel pembayaran yang lebih lengkap dan program-program loyalty pelanggan," imbuh dia.
Sebagai tambahan, baru-baru ini Genflix juga telah memperbarui in-apps purchase dengan menyediakan opsi metode pembayaran yang lebih variatif. Opsi tersebut menyediakan kolom untuk kode diskon dan berbagai pembayaran mulai dari kartu kredit, bank transfer, dan E-wallet (Visa, Mastercard, OVO, Visa, Shopee Pay, LinkAja, Indomaret, dan Dana).
Harga berlangganan di Genflix sangat beragam, jika membayar menggunakan kartu kredit dan bank transfer akan dikenakan biaya sebesar Rp49.000. Namun, jika membayar menggunakan pulsa atau e-commerce akan mendapatkan special price, yakni akan mendapatkan diskon sebesar 80 persen.
Sebelumnya, Pakar Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) Justito Adiprasetio menilai meskipun ada pelonggaran pembatasan, platform streaming masih punya harapan untuk tumbuh di Indonesia.
Walaupun, kata dia, kalau dilihat saat ini perilaku manusia berubah. Durasi dan frekuensi menonton perorang juga mungkin akan turun seiring dengan pelonggaran pembatasan tersebut.
"Akan tetapi, kenyataan bahwa pandemi khususnya di Indonesia juga menyingkap bahwa menonton film tidak perlu lagi ke bioskop atau TV series, tidak perlu lagi mendownload atau diterpa iklan eksesif dan semakin mudah," ujar Justito, Rabu (27/4/2022).