Fintech Lending Gencar Salurkan Pendanaan, Bisnis UMKM Terpacu

Ahmad Thovan Sugandi
Jumat, 25 Maret 2022 | 18:09 WIB
Ilustrasi pinjaman online. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ilustrasi pinjaman online. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis permodalan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ternyata tak hanya laris dari segi cuan, tetapi juga berdampak positif terhadap pertumbuhan UMKM.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut akses permodalan ke UMKM melalui perusahaan rintisan atau startup digital diperkirakan berdampak positif sebesar Rp274,8 triliun pada perekonomian Indonesia pada 2021.

"Menurut penelitian kami di Celios, diproyeksikan pada 2022 ini dampaknya mencapai Rp368 triliun," ujarnya, Kamis (24/3/2022).

Bhima mengatakan pinjaman melalui platform digital sangat membantu pelaku usaha mendapatkan modal kerja dengan tenor yang pendek. Jika dibandingkan dengan pinjaman lembaga keuangan yang tenornya panjang, pinjaman melalui aplikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan merchant.

Selain itu, dia menyebut UMKM di sektor jasa perdagangan, industri makanan-minuman skala rumah tangga, pakaian jadi, pengrajin seni (kraft), dan aksesoris adalah paling banyak merasakan manfaat pinjamam. Adapun hampir 80 persen UMKM mengatakan suntikan modal paling dibutuhkan untuk kembali meningkatkan produksi selama masa pandemi.

Sementara itu, mayoritas pinjaman yang disalurkan Modalku, salah satu startup penyalur modal pinjaman ke UMKM, menyasar usaha-usaha yang telah masuk ke ekosistem digital.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menyebut pemanfaatan e-commerce oleh para pelaku UMKM dapat terlihat dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menunjukkan bahwa sebanyak 17,2 juta UMKM telah melakukan onboarding digital.

Di sisi lain, dia menambahkan perusahaan juga melihat pergeseran cara transaksi konsumen dalam berbelanja secara digital sehingga memacu UMKM mulai berjualan secara digital. Melihat perkembangan tersebut, Modalku menyediakan produk pendanaan khusus pengusaha online serta berkolaborasi dengan berbagai platform e-commerce untuk menjangkau UMKM dalam ekosistem mereka.

"Menurut kami, jumlah transaksi pinjaman yang disalurkan ke pengusaha online termasuk e-commerce juga mencapai 80 persen dari total jumlah transaksi pinjaman di Modalku, menunjukkan kebutuhan pendanaan di segmen ini masih tinggi," ujarnya, Kamis (24/3/2022).

Reynold mengatakan dalam penelitian yang dilakukan Modalku pada 2021, pinjaman modal memberikan dampak yang positif bagi perjalanan bisnis UMKM di Indonesia

Sebagai informasi, Grup Modalku menutup 2021 dengan pencapaian penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp28,8 triliun dengan lebih dari 4,9 juta jumlah transaksi pinjaman ke UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pencapaian itu diklaim bertumbuh 40 persen dibandingkan 2020.

Sementara itu, riset terbaru Tenggara Strategics menunjukkan perusahaan fintech lending memberikan dampak positif dan signifikan terutama dalam meningkatkan pendapatan UMKM serta menambah lapangan pekerjaan.

Tenggara Strategics merilis hasil risetnya pada 24 Maret 2022 yang berjudul “Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi Covid-19, Studi Kasus Investree 2020-2021”.

Dalam riset tersebut, Tenggara Strategics melakukan penelitian kuantitatif dan kualitatif kepada 275 peminjam pada fintech lending Investree yang berasal di berbagai kota di Indonesia. Lebih lanjut, riset itu berusaha menunjukkan sejauh mana dampak finansial dan sosial yang diberikan oleh perusahaan fintech lending dalam membantu pelaku UMKM bertahan menghadapi badai Covid-19.

Hasil riset Tenggara Strategics menyatakan akses pembiayaan yang difasilitasi oleh Investree telah mendukung keberlangsungan bisnis pelaku UMKM selama pandemi sejak 2020 hingga 2021. Dari aspek keuangan, Investree membantu pelaku UMKM tetap beroperasi sekaligus meningkatkan pendapatan.

Sebanyak 96 persen peminjam Investree dari segmen mikro dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp4,5 juta per tahun–dapat mempertahankan atau meningkatkan pendapatannya selama masa pandemi.

Executive Director Tenggara Strategics Riyadi Suparno menyebut temuan itu menarik sekaligus memperkuat gagasan bahwa alternatif pembiayaan fintech lending memberikan dampak positif bagi ketahanan bisnis UMKM.

"Akses pembiayaan yang difasilitasi oleh perusahaan fintech lending seperti Investree bisa membantu dan mendukung pelaku UMKM dalam meningkatkan pendapatan mereka. Tak hanya itu, pelaku UMKM bahkan berhasil menambah lapangan pekerjaan atau mempertahankan tenaga kerja," ujarnya dalam webinar, Kamis (24/3/2022).

Menurut hasil riset Tenggara, akses pembiayaan yang disediakan oleh Investree juga meningkatkan inklusi keuangan, di mana 39 persen dari para peminjam mendapatkan pinjaman pertama mereka dari platform tersebut.

Selain itu, pembiayaan melalui Investree juga mendorong para UMKM menciptakan inovasi dalam bisnis mereka. Lebih dari 80 persen peminjam Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu berpindah ke industri baru selama pandemi.

Sementara itu, lebih dari 70 persen peminjam Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu menambah produk atau jasa baru selama pandemi.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi menyebut Investree akan terus menggenjot upaya untuk memberikan dukungan kepada pelaku UMKM di Tanah Air melalui kemudahan dan kecepatan akses pembiayaan berbasis teknologi digital.

Adrian mengatakan pada 2021, mayoritas UMKM yang mendapat pinjaman di kelas mikro mayoritas berasal dari sektor makanan, industri rumahan, dan penjualan pakaian. Adapun untuk kelas kecil dan menengah, mayoritas berasal dari bidang jasa, meliputi pengadaan dan non-jasa seperti manufaktur motor listrik.

Sementara itu, peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut bisnis penyedia jasa pinjaman modal masih punya potensi bagus ke depan.

"Memang data Badan Pusat Statistik juga menyebut sebagian besar pelaku UMKM masih mengandalkan modal sendiri dan dari keluarga," ujarnya.

Dengan itu menurut Huda, peluang para startup sebagai penyalur pinjaman terbuka lebar. Tetapi, kinerja startup juga harus didukung tingkat literasi keuangan dan akses digital yang memadai.

"Literasi dan inklusi keuangan UMKM kita masih relatif rendah. Akibatnya mereka tidak dapat mengakses keuangan perbankan," ujar Huda.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper