Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat SDM dan kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk produktivitas ekonomi dinilai masih cukup timpang. Walaupun secara keseluruhan daya saing digital antardaerah di Indonesia dinilai cukup merata.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut, daya saing digital di Indonesia, terutama antardaerah, saat ini mulai cukup merata.
"Menurut saya, makin merata disebabkan akses internet yang sudah lebih baik, sehingga informasi bisa didapatkan dengan jauh lebih mudah," ujarnya, Senin (7/3/2022).
Namun, Edward mengatakan, ketimpangan antardaerah terkait tingkat pemahaman potensi dan pemanfaatan teknologi digital masih terjadi. Terutama terhadap pemanfaatan teknologi digital sebagai solusi atas berbagai permasalahan di daerah.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM) dan level kematangan sektor kewirausahaan di daerah yang masih tertinggal dibanding kota besar khususnya di pulau Jawa.
Dia menambahkan, untuk mengatasi itu, dibutuhkan strategi penyebaran atau diseminasi teknologi berbarengan dengan alih SDM.
"Menurut saya harus ada solusi kunci yang mampu menjadi sinergi antara pusat dan daerah, sehingga daerah tidak dipaksa menerapkan strategi transformasi digital secara langsung meng-copy seperti seakan infrastruktur dan SDM sudah sama dengan di pusat," ujarnya.
Sebelumnya, East Ventures merilis data yang menunjukan bahwa kesenjangan daya saing digital di Indonesia pada 2022 terus mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Daya saing digital di 34 provinsi dan 25 kota atau kabupaten di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 daya saing digital Tanah Air mendapatkan skor 35,2 atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 32,1 (2021) dan dua tahun sebelumnya, yaitu 27,9 (2020).