idEA: Tren Kolaborasi E-Commerce dengan Entitas Lain akan Makin Marak

Ahmad Thovan Sugandi
Selasa, 1 Maret 2022 | 20:40 WIB
ilustrasi jual barang preloved lewat e-commerce/Freepik.com
ilustrasi jual barang preloved lewat e-commerce/Freepik.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi e-commerce menilai tren kolaborasi e-commerce dengan entitas lain adalah upaya untuk menyediakan semua produk yang banyak dibutuhkan pelanggan.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menyebut, tren ke depan akan makin banyak e-commerce yang melakukan kolaborasi eksklusif dengan entitas lain.

"Menurut pandangan kami, akan makin marak kolaborasi yang berfokus pada pelanggan, memperbesar basis pelanggan, saling melengkapi unique selling point, untuk mendorong belanja pelanggan, menjadi opsi yang banyak dilirik pemain," ujarnya, Selasa (1/3/2022).

Menurut Bima, kolaborasi tersebut tidak hanya pada e-commerce yang mengintegrasikan omnichannel, tetapi juga lintas sektor seperti e-commerce dengan online travel agent.

Dia menambahkan, semua langkah kolaborasi tersebut merupakan upaya e-commerce untuk menyediakan semua kebutuhan pelanggan dalam aplikasi yang terintegrasi.

"Intinya menyediakan semua kebutuhan, sehingga pada akhirnya pelanggan akan terus bertransaksi dengan platform tersebut, karena semua kebutuhan tersedia," ujarnya.

Menurut Bima, dengan luasnya pasar e-grocery dan potensinya yang besar para pengelola platform e-commerce gencar melakukan kolaborasi serta promosi terkait e-grocery. Hal itu menurutnya akan makin meningkat seiring dengan perkembangan digital.

Sebagai informasi, menurut pantauan Bisnis pada, Selasa (1/3/2022) unit supermarket CT Corp., PT Trans Retail Indonesia bersama Bukalapak turut menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta Growtheum Capital Partners.

Ketiga perusahaan besar tersebut bakal menggelontorkan investasi senilai Rp1 triliun untuk membangun AlloFresh. Nantinya, Trans Retail akan menjadi pemilik 55 persen saham, Bukalapak 35 persen, dan Growtheum 10 persen.

Dalam platform AlloFresh, nantinya pelanggan bisa memesan bahan makanan menggunakan aplikasi dan website dengan memindai barang di dalam toko fisik. Barang yang sudah dipesan akan dikemas dan dikirim menggunakan transportasi online, bekerja sama dengan mitra bisnis AlloFresh, Grab Holdings Ltd.

AlloFresh mengklaim akan memulai bisnisnya dengan pendanaan awal sebesar Rp1 triliun, menawarkan lebih dari 150.000 SKU dari sekitar 10.000 pemasok dengan pengiriman cepat dalam waktu 3 jam serta layanan quick commerce dengan opsi pengiriman 30 menit di seluruh Indonesia.

Transaction Advisory Member Growtheum Capital Partners yang sebelumnya menjabat sebagai MD LinkedIn Asia Pacific Olivier Legrand menyebut, aktivitas e-commerce di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan sejak 2019. Namun, jumlah orang yang berbelanja kebutuhan sehari-hari secara daring masih terhitung kecil, yaitu kurang dari 2 persen dari total pengeluaran retail barang kebutuhan sehari-hari di Indonesia, dibandingkan dengan 14 persen di Korea Selatan, 11 persen di China, dan 10 persen di Jepang.

Menurutnya, angka tersebut tergolong sangat rendah karena kebutuhan sehari-hari menyumbang 50 persen dari semua pengeluaran retail di Asia Tenggara. "Saya antusias menjadi bagian dari perjalanan ini sebagai Independent Commissioner PT AlloFresh yang akan memberikan kenyamanan dalam belanja barang sehari-hari secara daring pada jutaan masyarakat Indonesia," ujarnya, Selasa (1/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper