Cengkraman Huawei Tech Investment di 3 Operator Seluler Besar di Indonesia

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 28 Februari 2022 | 11:57 WIB
Pejalan kaki yang melintas di depan logo Huawei di Beijing China/ Bloomberg
Pejalan kaki yang melintas di depan logo Huawei di Beijing China/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Huawei Tech Investment menguasai sejumlah proyek infrastruktur telekomunikasi di tiga operator seluler terbesar Indonesia, dengan nilai proyek triliunan rupiah.

Perusahaan telekomunikasi Tanah Air nampak bergantung dengan produsen perangkat jaringan internet bergerak asal Tiongkok tersebut.

Merujuk laporan keuangan PT XL Axiata Tbk. 2021, perusahaan berkode saham EXCL itu telah menjalin perjanjian kerja sama dengan Huawei Tech. Investment untuk periode Juli 2015 -Mei 2019.

XL kemudian melakukan Addendeum (tambahan pasal dari perjanjian pokok) COA dalam proses untuk perpanjangan jangka waktu COA mulai 1 Juni 2019 - Desember 2024, perihal penyediaan dan instalasi jaringan 3G dengan total nilai Rp4,015 triliun. Pada 2021, XL Axiata menghabiskan belanja modal hingga Rp9,92 triliun.

Selain XL, PT Indosat Tbk. juga menjalin perjanjian kerja sama dengan PT Huawei Tech Investment (Huawei), PT Nokia Solutions dan/and Networks Indonesia (Nokia), dan PT Ericsson Indonesia (Ericsson), mengenai amandemen perjanjian terkait periode pembayaran terhadap pembelian peralatan RAN (invoices batch 1) menjadi 550 hari.

Pada tanggal 31 Desember 2021, jumlah utang pengadaan terkait penangguhan pembayaran tersebut adalah sebesar Rp3,01 triliun yang disajikan sebagai bagian dari utang pengadaan jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar Rp2,86 triliun dan Rp151,98 miliar.

Amandemen perjanjian terkait periode pembayaran terhadap pembelian peralatan RAN dan transmisi (invoices batch 2) menjadi 360 hari berlaku untuk pesanan pembelian dari tanggal 1 Oktober 2020 sampai 31 Desember 2021. Pada tanggal 31 Desember 2021, jumlah utang pengadaan terkait dengan perjanjian ini disajikan pada utang pengadaan jangka pendek.

Pada 7 November 2020 - 22 Desember 2021, Huawei Tech Investment juga terlibat dalam pengadaan infrastruktur telekomunikasi di Indosat Ooredoo Hutchison dengan jumlah purchase order/PO Rp948,963 miliar, yang tertinggi pada saat itu dibandingkan denga perjanjian pengadaan infrastruktur telekomunikasi oleh Ericsson dan Nokia Solution. Indosat menghabiskan belanja modal sebesar Rp6,89 triliun pada 2021.

Sementara itu, dalam Laporan keuangan kuartal III/2021 PT Telkom Indonesia Tbk., anak usaha Telkom yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memiliki ikatan dan perjanjian signfikan dengan Huawei Tech Investment.

Pada tanggal 30 September 2021, diketahui jumlah ikatan pembelian barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan dan instalasi untuk keperluan data, internet, dan jasa teknologi dan informatika, selular, peralatan transmisi, dan jaringan kabel, di Telkom dan entitas anak perusahaannya senilai Rp10,77 triliun.

Dari ikatan pembelian tersebut, terdapat 4 perjanjian dengan PT Huawei Tech Investment perihal perjanjian pengadaan dan pemasangan DWDM dan OTM Platform Huawei - OLO MPLS, DWDM dan OTM Platform Huawei - NARU POP, DWDM dan OTM Platform Huawei - OTN SCN, dan Perangkat GPON – XGPON – XGSPON Platform Huawei. Nilai pengadaan dengan Huawei tidak disebutkan

Pada 2013 Telkomsel dan Huawei Tech Investment juga terlibat pembelian barang modal Gateway GPRS Support Node (“GGSN”) Service Complex, serta pada 2018 Telkomsel, PT NSNI, NSN Oy, PT Huawei Tech Investment, dan PT ZTE Indonesia melalukan perjanjian pengadaan Ultimate Radio Network Infrastructure ROA dan TSA pada 2018. Nilai tidak disebutkan.

Sepanjang 2021, Telkom memiliki anggara belanja sebesar 25 persen dari total pendapatan pada 2020. Jika pendapatan Telkom pada 2020 sebesar Rp136,46 triliun, maka belanja modal yang disiapk Telkom pada 2021 sekitar Rp34,11 triliun.

PT Huawei Tech Investment adalah sebuah perusahaan multinasional asal Tiongkok yang bergerak di bidang peralatan dan pelayanan jaringan dan telekomunikasi yang memiliki kantor pusat di Shenzhen, Guangdong.

Perusahaan ini didirikan pada 1987 oleh Ren Zhengfei, seorang mantan engineer dari People’s Liberation Army. Awalnya Huawei hanya fokus pada produksi phone switches, yang kemudian berkembang menjadi bisnis pembuatan jaringan telekomunikasi yang menyediakan tak hanya peralatan, juga jasa pelayanan domestik maupun di luar Tiongkok.

Sementara itu, Huawei Investment & Holding Co.Ltd belum mengeluarkan laporan keuangan untuk 2021. Namun, pada 2020 pendapatan yang dibukukan Huawei Investment & Holding Co.Ltd sebesar US$136,71 miliar atau 891,36 miliar yuan.

Dari sisi segmen geografi, China menjadi kontributor terbesar atas pendapatan tersebut dengan nilai 584,91 miliar yuan (65,61 persen), sementara itu Eropa, Timur Tengah dan Afrika berkontribusi sebesar 180,84 miliar yuan (20,28 persen).

Adapun Asia Pasific, termasuk Indonesia, berkontribusi sebesar 39,63 miliar yuan (4,41 persen) terhadap Huawei.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper