Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran wireless broadband sebagai solusi layanan internet yang mudah digunakan di mana pun dengan konektivitas digital yang baik diprediksi terus bertumbuh hingga lebih dari 5 persen.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan keberadaan perangkat wireless tersebut kian menjadi kebutuhan dasar masyarakat, terutama di era pandemi yang membatasi segala aktivitas fisik.
"Pertumbuhan bisnis produk wireless masih bisa mencapai di atas 5 persen, dengan adanya 5G untuk kota besar dan destinasi wisata baru," ujarnya, Rabu (23/2/2022).
Ian menilai adanya kebijakan pemerintah untuk mulai memadamkan jaringan 3G seiring dengan didorongnya penetrasi 4G di seluruh lapisan masyarakat bisa berdampak pada pertumbuhan trafik data yang tinggi.
Bahkan, lanjutnya, jika pandemi usai, tren ini masih akan terus berlanjut karena menggunakan layanan broadband sudah menjadi gaya hidup masyarakat.
"Seperti yang biasa pakai 4G, tiba-tiba jaringan yang ada 3G, user experience menjadi tidak nyaman. Hal ini menyebabkan menjadikan penggunaan 4G sudah bagian dari lifestyle. Jika sudah terbiasa menggunakan 5G, maka user experience yang nyaman ataupun minimum adalah layanan 5G," sebutnya.
Kendati demikian, Ian menuturkan saat ini yang masih menjadi kendala adalah pembangunan infastruktur backbone optik dan last mile yang minimal 4G karena memerlukan dana yang cukup besar dalam membangun ekosistem.
Menurutnya, diperlukan pembangunan backbone optik yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia baik dari program pemerintah ataupun swasta, serta perlu koordinasi bersama untuk membuat ekosistem yang sehat.
"Diperlukan juga kualitas layanan internet yang minimal 4G, untuk beberapa bagian 4.9G ataupun 5G dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Melihat wireless saat ini mulai dengan fixed wireless yang mana akan mempercepat akses broadband ke pelanggan, pelanggan rumah atau perkantoran dapat dilayani dengan cepat dan dengan service level agremeent yang tinggi," imbuhnya.
Dia menambahkan, saat ini pembangunan infrastruktur tetap dilakukan dan merupakan kewajiban untuk seluruh Indonesia. Hal itu juga terbukti dengan adanya beberapa operator yang membangun di daerah tertentu.
"Dengan pandemi saat ini, transformasi digital terbentuk, jadi berapapun trafik yang disediakan akan terserap oleh masyarakat," tutupnya.