Keamanan Data Masih Lemah, Banyak Kasus Peretasan dan Data Bocor

Rahmi Yati
Senin, 14 Februari 2022 | 17:07 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Keamanan digital terutama terkait dengan keamanan data di Indonesia dinilai masih lemah dan butuh perhatian serius.

Peneliti teknologi informasi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan isu keamanan digital dan keamanan data merupakan komponen penting sehingga kepercayaan masyarakat patut dijaga dengan baik.

"Dari segi keamanan siber dan keamanan data, satu tahun terakhir kita menghadapi kenyataan bahwa keamanan data dan siber kita lemah dengan banyaknya kasus peretasan dan bocornya data pribadi penting. Ini harus menjadi perhatian," ujarnya, Senin (14/2/2022).

Menurutnya, selain menjaga kepercayaan masyarakat dalam hal keamanan digital, pemerintah berserta stakeholder terkait juga harus menjamin keamanan data di tengah era big data yang menganggap data sebagai new oil dan new currency.

Lebih lanjut dia menuturkan, kehadiran ruang digital sangat bermanfaat dan mampu menyelematkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan terdalam akibat pandemi Covid-19 saat ini.

Sayangnya, sambung Heru, saat ini permasalahannya adalah jaringan backbone yang masih terbatas dan belum menghubungkan semua Kabupaten/Kota. Terlebih, infrastruktur digital penting di era pandemi seperti sekarang ini.

"Semua ini kian penting karena kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir atau akan adanya potensi pandemi lain bilamana Covid selesai," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba mengatakan ketahanan terhadap infrastruktur digital atas serangan siber juga menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.

Dia mengaku akan membahas isu konektivitas digital dan pascapandemi dengan prinsip inklusivitas, pemberdayaan, dan keberlanjutan dalam Forum DEWG Presidensi G20 Indonesia.

"Prinsip-prinsip inklusivitas, pemberdayaan, dan keberlanjutan ini lebih dari sekadar kehadiran fisik, antara ada atau tidak ada. Fokus yang lebih utama adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi digital secara produktif sehingga bisa menghasilkan suatu nilai ekonomi,” tuturnya dalam siaran pers dikutip Senin (14/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper