Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) akan berusaha menawarkan dan mendorong anggotanya agar melayani area-area yang belum terjangkau akses internet (blank spot).
Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan perluasan akses internet yang diupayakan pemerintah sesuai dengan misi asosiasi. Mereka berharap dapat benar-benar mengurangi kesenjangan akses internet dan konektivitas di Indonesia.
"Memang saat ini internet sudah menjadi kebutuhan dasar. Memang kita dorong [perluasan akses]. Jadi memang pertumbuhan perusahaan internet servive provider [ISP] ini lagi marak," ujarnya, Senin (14/2/2022).
Menurut Arif, dengan bertambahnya jumlah ISP tersebut, diharapkan dapat menambah infrastruktur jaringan di wilayah Indonesia yang masih terbatas akan akses. Dengan begitu, secara langsung kehadiran mereka juga dapat mengurangi kesenjangan konektivitas di Tanah Air.
Namun begitu, dia menuturkan bahwa asosiasi butuh data-data dari pemerintah yang menghimpun wilayah mana saja yang masih belum terjangkau jaringan internet.
"Jadi memang kita sendiri juga lagi coba komunikasi dengan pemerintah khususnya pemerintah daerah karena mereka punya data-data wilayah mana yang blankspot dan lainnya. Nanti ketika data itu sudah terkumpul kita akan ajukan dan sosialisasikan ke teman-teman ISP siapa yang bisa melayani daerah-daerah tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai Indonesia masih mengalami kesenjangan digital antara bagian Barat dan Timur Tanah Air. Bahkan, masih ada 12.548 desa yang belum mendapatkan layanan internet broadband.
Menurutnya, hal ini merupakan permasalahan serius yang harus segera diselesaikan agar impian Indonesia menjadi negara besar, digital hub di Asia bahkan dunia bisa terwujud.
"Apalagi kan kita ingin jadi center jadi metaverse dunia," ucapnya.
Heru menyebut, saat ini permasalahannya adalah jaringan backbone yang masih terbatas dan belum menghubungkan semua Kabupaten/Kota. Terlebih, infrastruktur digital penting di era pandemi seperti sekarang ini.