Bisnis.com, JAKARTA – DANA, aplikasi layanan dompet digital, mengandalkan fitur-fitur yang dimiliki untuk meraup peluang pertumbuhan dari besarnya nilai transaksi pada layanan pesan antar makanan.
Chief of Product Dana Indonesia Rangga Wiseno mengatakan pasar pesan antar makanan sangat diminati oleh masyarakat. Lonjakan transaksinya yang begitu tinggi mengindikasikan bahwa masyarakat makin familiar dengan penggunaan pesan antar makanan berbasis aplikasi.
“Kami berharap keanekaragaman fitur yang ditawarkan dari berbagai industri teknologi ini mampu berdampak positif untuk percepatan adopsi transaksi digital masyarakat,” kata Rangga kepada Bisnis, Kamis (10/2/2022).
Selain mengandalkan fitur-fitur yang dimiliki, lanjutnya, DANA juga akan mengembangkan dan menjangkau mitra-mitra baru dalam ekosistem ekonomi digital agar layanan dompet digital Dana dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, gaya hidup, dan hiburan.
Rangga mengatakan saat ini, mayoritas transaksi makanan dan minum masih terjadi secara offline (di toko) dengan kontribusi transaksi yang relatif kecil dengan estimasi 7–10 persen dibandingkan dengan kategori lain.
“Partisipasi kami dalam bertumbuhnya pasar pesan antar makanan diwujudkan dengan mendukung digitalisasi pembayaran di dalamnya,” kata Rangga.
DANA sebagai dompet digital dengan konsep platform terbuka (open platform), ujar Rangga, memiliki strategi untuk mengembangkan kerja sama dengan mitra-mitra. Tujuannya, agar Dana dapat berfokus pada kompetensi utama mereka yaitu menyediakan pembayaran yang mudah dan aman, baik di aplikasi DANA dan juga di aplikasi mitra.
DANA memiliki platform Mini Program di mana mitra bisa melakukan integrasi dan menjangkau langsung lebih dari 95 juta pengguna DANA. “Di luar aplikasi, kami juga menyediakan beberapa solusi seperti API, SDK, dan Widget [HTML] agar mitra dapat menerima pembayaran dengan DANA,” kata Rangga.
Adapun mitra antar makanan yang sudah terintegrasi dengan DANA sangat beragam, mulai dari restoran makanan dan minuman (seperti KFC, Domino, dan restoran lainnya di berbagai skala yang menyediakan jasa antar makanan) hingga segmen bahan makanan (groceries, misalnya HappyFresh).
Sebelumnya, Indonesia menjadi kontributor terbesar terhadap barang dagangan bruto (Gross Merchandise Volume/GMV) layanan pesan antar makanan berbasis aplikasi di Asia Tenggara. Dari total pasar layanan pesan antar makanan yang senilai Rp222,81 triliun (US$15,5 miliar) di Asia Tenggara pada 2021, sebesar Rp66,12 triliun (US$4,6 miliar) atau sekitar 29,67 persen berasal dari pasar Indonesia.
Melalui laporan tahunannya, Momentum Works, perusahaan ventura yang berpusat di Singapura, mengungkapkan GMV pengiriman makanan di Asia Tenggara meningkat 30 persen pada 2021 dibandingkan dengan 2020. Pencapaian ini memecahkan rekor GMV pengiriman makanan pada 2020 yang senilai Rp171,06 triliun (US$11,9 miliar).