Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) Dagangan menggandeng TikTok untuk memasarkan produk lokal dari perdesaan melalui live shopping.
“Saat ini kami memang sedang gencar merambah pasar pengguna media sosial, terutama TikTok,” kata Co-Founder dan CEO Dagangan Ryan Manafe, Senin (24/1/2022).
Dia mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mengkoordinir produk lokal di desa-desa melalui Pusat Layanan Unit Terpadu (PLUT).
Setelah itu, Dagangan melakukan koordinasi dengan influencer lokal untuk memasarkan produk tersebut melalui media sosial.
Menurutnya, Dagangan juga melakukan pembinaan terhadap produk lokal yang dijual melalui TikTok. “Kami bantu control pasokannya, branding, dan pengemasan agar lebih mudah diterima oleh pasar,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pemilihan TikTok sebagai saluran pemasaran produk lokal didasari oleh kebiasaan anak muda di perdesaan yang terbiasa dan lebih mahir menggunakan TikTok dibandingkan dengan media sosial lain, seperti Facebook dan Instagram.
Dia menargetkan, kolaborasi tersebut dapat meningkatan keuntungan Dagangan hingga 20 persen di sepanjang tahun ini.
“Selain itu, kami berharap dapat membantu ekonomi di perdesaan,” ucapnya.
Mengutip data dari hasil survei Forrester, sekitar 63 persen responden Gen Z menggunakan TikTok setiap minggunya. Platform data analisis Statista juga menemukan rata-rata pengguna TikTok berada di antara usia 13–24 tahun.
Secara umum, TikTok juga merupakan media sosial yang pertumbuhannya pesat dan telah diunduh lebih dari 300 juta pengguna pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu. TikTok juga menjadi salah satu platform bagi para penjual untuk menjajakan barangnya melalui siaran video.
