Kemenkes Dorong Pengembangan Layanan Kesehatan Berbasis VR

Ahmad Thovan Sugandi
Senin, 24 Januari 2022 | 05:50 WIB
Ilustrasi. Peserta konferensi mencoba kaca mata virtual reality berisi pemandangan bawah laut, di sebuah stan pameran kelautan di lokasi penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Ilustrasi. Peserta konferensi mencoba kaca mata virtual reality berisi pemandangan bawah laut, di sebuah stan pameran kelautan di lokasi penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mengklaim penggunaan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) telah masuk ke dalam rencana jangka panjang transformasi digital layanan kesehatan di Indonesia.

Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji mengatakan, keberadaan teknologi VR dan AR di ekosistem layanan kesehatan telah dimasukkan ke dalam rencana jangka panjang dalam pelayanan kesehatan di dalam negeri.

“Kedua teknologi itu bagian dari transformasi digital yang akan kami lakukan di pelayanan kesehatan,” ujarnya, Minggu (23/1/2022).

Dia menuturkan, penggunaan VR dan AR nantinya tidak hanya difokuskan pada pendidikan tenaga kesehatan saja, tetapi juga untuk menunjang layanan health-tech. Untuk itu, keberadaan VR dan AR akan terus dikembangkan dan masuk ke dalam berbagai jenis layanan kesehatan.

Menurutnya, keberadaan teknologi tersebut akan membuat pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien, serta bisa memperluas jangkauan layanan. Selain itu, kedua teknologi itu juga bisa mengurangi mobilitas di saat pandemi Covid-19.

Sementara itu, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menyebut, teknologi VR dan AR bisa membantu pemerintah mempercepat jasa layanan kesehatan.

“Namun apakah momentum penggunaan VR dan AR tepat saat ini? Saya rasa belum,” ujarnya.

Dianta mengatakan, meski pelaku industri dan produsen perangkat VR menyebut saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan teknologi tersebut, tetapi pengunaannya baru akan maksimal saat koneksi internet, terutama 5G bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat.

Menurutnya, hal tersebut juga terkait dengan tingkat literasi digital di masyarakat. Para pengguna layanan kesehatan, terutama yang berusia 40 tahun ke atas bisa jadi akan sulit mengikuti perkembangan layanan digital.

“Tantangannya di sana, karena kalau kesehatan, kemungkinan besar lansia para konsumennya yang sering membutuhkan,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Lili Sunardi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper