Bisnis.com, JAKARTA - Akses teknologi digital yang makin merata diprediksi akan memacu pertumbuhan ekonomi digital, terutama startup di berbagai sektor.
Salah satu perusahaan modal ventura East Ventures (EV) melalui laporan tahunan keduanya bertajuk East Ventures Digital Competitiveness Index ( EV-DCI ) 2021 menyebut daya saing digital antarprovinsi di Indonesia meningkat.
"Kami terlibat dengan 8 pejabat pemerintah, 7 pemimpin perusahaan raksasa, 6 pendiri startup, dan 3 regulator dalam pembuatan laporan ini," tulis keterangan dalam laporan tersebut yang diakses pada, Selasa (18/1/2022).
East Ventures memetakan sebaran Digital Competitiveness Index di 34 provinsi dan 25 kota besar di Indonesia. Laporan itu memperlihatkan peningkatan median skor EV-DCI dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021, yang menunjukkan bahwa daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata.
Menanggapi temuan riset tersebut, East Ventures yakin akan ada diversifikasi sektor baru dalam ekosistem digital Indonesia. East Ventures akan berusaha untuk melakukan investasi pada startup di sektor baru yang akan muncul tersebut.
EV menilai, ke depan sektor tekfin, blockchain dan NFT diyakini akan banyak menarik investor. Selain itu, startup yang menawarkan solusi perdagangan instan diharapkan juga banyak bermunculan.
Bagi East Ventures Pandemi Covid-19 juga makin mendorong perlunya lebih banyak startup teknologi kesehatan yang beroperasi di segmen-segmen seperti penelitian dan pengembangan, kesehatan dan pencegahan penyakit, skrining dan diagnosis, serta pemberian perawatan.
Sebagai informasi, Perusahaan modal ventura atau Venture Capital (VC) East Ventures pada 2021 tercatat telah melakukan lebih dari 80 transaksi pendanaan ke startup. VC tersebut juga mengklaim telah menyambut 48 perusahaan baru, dua kali lipat jumlah dari 2020 silam.
Memasuki 2022, East Ventures juga diperkuat dengan total 60 orang yang berkantor pusat di Indonesia dan Singapura.
